Amazon PHK 14.000 Karyawan, 40 Persen Insinyur Terdampak
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka juga mengalihkan sumber daya untuk berinvestasi lebih banyak dalam kecerdasan buatan (AI).
Teknologi ini telah siap untuk membentuk kembali tenaga kerja kerah putih Amazon, dengan Jassy memprediksi pada bulan Juni bahwa jumlah karyawan perusahaan akan menyusut dalam beberapa tahun mendatang seiring dengan peningkatan efisiensi dari AI.
Kepala Sumber Daya Manusia Amazon, Beth Galetti dalam memonya yang mengumumkan PHK menjelaskan, perusahaan berfokus pada pentingnya berinovasi, yang kini harus dilakukan perusahaan dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit, khususnya para insinyur.
“Generasi AI ini adalah teknologi paling transformatif yang pernah kita lihat sejak internet, dan memungkinkan perusahaan untuk berinovasi jauh lebih cepat daripada sebelumnya,” tulis Galetti.
“Kami yakin bahwa kami perlu lebih terorganisir, dengan lebih sedikit lapisan dan lebih banyak kepemilikan, untuk bergerak secepat mungkin bagi pelanggan dan bisnis kami,” tuturnya.
Dalam sebuah pernyataan, Amazon menyebut bahwa AI bukanlah pendorong di balik sebagian besar PHK, dan tujuan yang lebih besar adalah untuk mengurangi birokrasi dan menekankan kecepatan.
PHK tersebut berdampak pada berbagai tingkat insinyur perangkat lunak, tetapi peran SDE II, atau karyawan tingkat menengah, terdampak secara tidak proporsional, menurut dokumen WARN.
Lonjakan AI membuat pekerjaan pengembangan perangkat lunak semakin sulit didapat karena perusahaan mengadopsi asisten pengkodean atau yang disebut platform pengkodean vibe dari vendor seperti Cursor, OpenAI, dan Cognition.
Editor: Aditya Pratama