Asal Usul Pengemis di Dunia, Sudah Menjamur sejak Masa Romawi Kuno
Melansir data Statista, jumlah tunawisma di negara ini mencapai 326.126 orang pada 2021. Angka ini jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 580.466 orang.
Pemerintah AS kesulitan dalam menghitung jumlah tunawisma di negaranya. Adapun kota yang paling banyak tunawisma di AS adalah New York.
Beralih pada pengemis anak yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, kini semakin banyak pihak yang memanfaatkan anak untuk mengharap belas kasih orang. Padahal, kegiatan ini masuk dalam kategori eksploitasi anak. Mereka yang dipaksa mengemis berusia di bawah 18 tahun yang seharusnya mendapat kehidupan layak dan bahagia.
Melansir laman New Straits Times, keberadaan pengemis anak adalah hal lumrah di berbagai kota-kota besar di dunia.
Ternyata, pengemis anak tidak hanya dipaksa oleh orang tua. Namun, mereka juga bisa diperdagangkan oleh jaringan informal atau geng-geng kriminal lainnya. Anak yang dipaksa mengemis pihak lain, biasanya hidup terpisah dari orang tua atau keluarga dekat. Tentunya, anak yang dipaksa mengemis akan terancam bahaya. Salah satunya adalah rentan terkena penyakit lantaran minimnya (atau bahkan tidak ada) akses terhadap fasilitas kesehatan.
Apabila anak mengalami luka atau cedera, kondisinya bisa saja jauh lebih parah. Ancaman lainnya adalah, kekerasan yang akan diterima pengemis anak, hingga penyalahgunaan obat terlarang.
Editor: Anton Suhartono