Avril Haines, Perempuan Pertama yang Bakal Pimpin Badan Intelijen AS Pilihan Joe Biden
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, akan segera mengumumkan susunan kabinet pemerintahannya dalam waktu dekat. Dari nama-nama tokoh yang mulai bermunculan, salah satunya Avril Haines yang diusulkan Biden sebagai Direktur Intelijen Nasional (Director of National Intelligence/DNI).
Melansir Washington Post, Selasa (24/11/2020), jika penunjukkan itu disetujui oleh Senat maka Haines akan menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tersebut sepanjang sejarah AS. Dia diharapkan dapat mengembalikan independensi DNI yang dinilai penuh intrik politik dan salah urus.
DNI akan menjabat sebagai kepala Komunitas Intelijen AS (IC), yang beranggotakan 17 organisasi intelijen salah satunya Badan Intelijen Pusat (CIA). DNI memiliki wewenang untuk mengarahkan dan mengawasi Program Intelijen Nasional (NIP). DNI dapat juga berperan sebagai penasihat Presiden AS terkait masalah intelijen dan keamanan nasional.
Haines, merupakan perempuan kelahiran New York pada 29 Agustus 1969. Pengacara berusia 51 tahun itu tercatat pernah menjadi perempuan pertama yang memegang posisi Wakil Direktur CIA pada 2013-2015.
Haines punya rekam jejak tak terbantahkan di dunia intelijen
Dia pernah juga menjabat sebagai adalah Wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih dalam pemerintahan Barack Obama pada 2015 hingga awal 2017.
“Hubungan dia (Haines) dengan Biden dan pengalamannya di CIA menjadi alasan kuat dia harus dipilih. Sebab intelijen AS sedang menuju masa depan yang sangat dinamis yang tidak hanya membutuhkan fokus, tetapi juga perubahan,” kata Sue Gordon, mantan wakil direktur utama intelijen nasional AS.
Haines, yang mendapat gelar sarjana fisika dari Universitas Chicago dan gelar sarjana hukum dari Universitas Georgetown, telah menjadi penasihat Biden dalam berbagai peran selama 15 tahun. Mulai dari sebagai wakil ketua penasihat, hingga Komite Hubungan Luar Negeri Senat saat Biden memimpin panel tersebut di pertengahan 2000-an.
Pada 2016, Haines berhasil menjalankan misi untuk meminimalkan korban sipil dalam serangan pesawat tak berawak di AS, dan masalah lainnya di luar negeri. Haines dikenal memiliki etos kerja yang luar biasa dan perempuan dengan integritas yang sempurna. Dia disebut juga berperan mengoordinasikan aparat intelijen pasca serangan 11 September 2001.
Keputusan mengusulkan Haines mengirimkan sinyal bahwa peran DNI akan menjadi salah satu yang terpenting dalam pemerintahan Biden. Jika pengajuannya disahkan oleh Senat, maka Haines akan bekerja kembali dengan rekan-rekannya dari pemerintahan Obama, yang rencananya akan dipilih Biden untuk posisi teratas lainnya.
Editor: Arif Budiwinarto