China Minta Warganya di Turki Lebih Waspada Terkait Isu Muslim Uighur
Dalam pernyataannya pada 9 Februari, kementerian menyatakan, perlakuan China terhadap muslim Uighur sangat memalukan bagi kemanusiaan. Turki juga mendesak komunitas internasional dan PBB untuk mengambil langkah efektif dalam menghentikan tragedi kemanusiaan di Xinjiang.
Protes dan sentimen anti-China atas perlakuan terhadap muslim Uighur pernah terjadi di Turki pada 2015. Kelompok nasionalis militan Turki membakar bendera China di depan kedutaan besar di Ankara.
Sebuah restoran China populer di Istanbul juga menjadi target serangan. Bahkan, sekelompok turis Korea Selatan yang berwisata ke Ankara, menjadi korban salah sasaran karena dikira warga China.
Pemerintah China menepis adanya penahanan. Mereka berdalih, muslim Uighur itu dimasukkan ke pusat-pusat pendidikan untuk mencegah mereka dari paparan paham radikal. Namun kritikan mengemuka, muslim Uighur itu tidak mendapat pendidikan deradikalisasi, melainkan menjalani cuci otak agar pemahaman Islam mereka luntur, berganti dengan komunisme.
Wilayah Xinjiang yang merupakan rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur sejak lama dilanda kerusuhan dan kekerasan. China beralasan, mereka memberangus gerakan teroris terorganisasi yang menuntut kemerdekaan di wilayah itu.
Editor: Anton Suhartono