China Siap Menerima Islam, tapi Ada Syaratnya
Selain menyebarkan ajaran Injil, para pendeta harus mempromosikan sosialisme serta teori-teori sosialis, seperti 'Empat Keyakinan' Presiden Xi Jinping. Ini mengacu pada sistem politik serta panduan ajaran dan budaya. Gereja-gereja juga harus mengintegrasikan gaya arsitektur China.
Program untuk menerima Islam merupakan yang terbaru dari serangkaian langkah pemerintahan komunis itu dalam beberapa tahun terakhir. Tujuannya untuk memperketat cengkeraman negara terhadap agama-agama besar, di tengah meningkatnya keinginan masyarakat China untuk memiliki keyakinan, terutama agama samawi.
Saat berpidato di konferensi nasional tentang agama pada 2016, Xi Jinping mengatakan, Partai Komunis secara aktif perlu membimbing kalangan beragama untuk mencintai negara mereka, melindungi tanah air, serta melayani seluruh kepentingan China.
Tak heran jika rencana seperti ini disiapkan untuk lima agama yang diakui negara, yaitu Budha, Taoisme, Islam, Katolik, dan Protestan.
Pada Senin (7/1/2019), parlemen China bersama para pemimpin agama Budha serta kalangan akar rumput menggelar simposium untuk memandu perkembangan agama Buddha. Ini juga akan menjadi pekerjaan berat bagi Asosiasi Buddha China selama 2019.
Dalam beberapa bulan terakhir, tindakan keras China terhadap minoritas muslim menuai kecaman dari negara Barat seperti Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
Bulan lalu, tiga masjid ditutup di barat daya Yunnan atas tuduhan mengajarkan pendidikan agama secara ilegal dan memicu bentrokan jamaah dengan polisi. Sebuah sekolah bahasa Arab berusia 34 tahun di Gansu juga ditutup dengan alasan tak berizin.
Editor: Anton Suhartono