Dikritik gegara Rapat Jam 3 Pagi, PM Jepang Takaishi Ngaku Hanya Tidur 2 Jam Semalam
Takaichi menekankan, perubahan jam kerja lembur tidak akan mengabaikan kesehatan fisik dan mental para pekerja.
“Memang, jika kita bisa menciptakan situasi di mana orang bisa menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan anak dengan baik, sesuai keinginan mereka, dan juga bisa bekerja, menikmati waktu luang, dan bersantai, itu akan ideal,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (14/11/2025).
Sebelum terpilih sebagai perdana menteri, politisi Partai Demokrat Liberal (LDP) itu berjanji akan menyingkirkan istilah keseimbangan kerja dan kehidupan.
Di awal masa jabatannya sebagai perdana menteri pada Oktober lalu, dia langsung melakoni jadwal sangat padat, menghadiri pertemuan regional dan internasional, seperti KTT ASEAN, KTT APEC, serta melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, serta Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.
Editor: Anton Suhartono