Drama Penyanderaan di Prancis Berakhir, Pelaku Tewas Ditembak
PARIS, iNews.id - Polisi menembak mati pelaku penyanderaan di supermarket Super U, Trebes, Prancis, Jumat (23/3/2018). Penembakan ini menandai berakhirnya teror bersenjata selama sekitar 4 jam.
Sejauh ini belum disebutkan identitas pelaku, namun pria itu diketahui asal Maroko. Sebelumnya polisi sudah menandainya sebagai orang yang berpotensi berbuat ekstrem. Pelaku diketahui menembak tiga sandera hingga tewas. Sementara dua lainnya luka, belum termasuk seorang polisi.
Pria itu mulai beraksi pada pukul 11.00 waktu setempat, dengan menembak seorang polisi yang tengah berolahraga. Lalu, pada 11.15, dia menuju Trebes, masuk ke supermarket Super U untuk menyandera karyawan dan pengunjung.
Namun dia membebaskan sebagian besar karyawan dan pengunjung, sebelum terlibat baku tembak sengit dengan polisi.
Stasiun televisi Prancis melaporkan, pelaku, yang menyebut dirinya sebagai ISIS itu, menuntut pembebasan rekannya, Salah Abdesalem, pelaku teror Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang.
Prancis dilanda beberapa kali serangan teror sejak 3 tahun terakhir. Namun peristiwa pada November 2015 di mana salah satu pelakunya Abdesalem merupakan yang terbesar.
Pada 7-9 Januari 2015, dua pria bersenjata menyerang kantor majalah Charlie Hebdo menewaskan 17 orang. Majalah ini kerap menerbitkan gambar yang menghina Nabi Muhammad.
Lalu pada 13 November 2015, kelompok ISIS menyerang menggunakan senjata api dan bom di beberapa tempat di Paris, yakni stadion, kafe, dan arena konser. Sebanyak 130 orang tewas dan lebih dari 350 luka.
Disusul kemudian pada 13 Juni 2016, dua polisi ditusuk hingga tewas di rumah di Magnanville. Pelaku menyebut dirinya ISIS dan kemudian ditembak petugas.
Sebulan kemudian, tepatnya 14 Juli, sebuah truk besar menabrak kerumunan pejalan kaki di kawasan pantai di Nice. Saat itu lokasi dipenuhi orang yang menyaksikan perayaan Bastille Day. Serangan ini menewaskan 86 orang.
Editor: Zen Teguh