Efek Demonstrasi George Floyd, Patung Tokoh Kolonial Selandia Baru Diturunkan
WELLINGTON, iNews.id - Efek pembunuhan pria kulit hitam George Floyd dirasakan ke berbagai negara. Bukan hanya dalam bentuk demonstrasi, tapi perobohan atau pencabutan patung-patung yang dianggap mewakili rasisme, perbudakan, serta penjajahan.
Di Kota Hamilton, Selandia Baru, patung Kapten John Fane Charles Hamilton diturunkan dari platform di alun-alun kota, Jumat (12/6/2020). Patung itu disumbangkan ke dewan kota pada 2013.
Sebuah crane menurunkan patung perunggu tersebut pada Jumat pagi setelah adanya permintaan dari tokoh suku asli Maori setempat serta ancaman dari pengunjuk rasa anti-rasisme yang akan merobohkannya.
Dewan Kota Hamilton mengaku penurunan patung itu bagian dari upaya menghilangkan potensi ketidakharmonisan budaya dan penindasan yang dipicu unjuk rasa antirasisme.
"Saya memahami keinginan banyak orang. Faktanya, semakin banyak orang mengetahui patung itu menyerang secara pribadi dan budaya," kata Wali Kota Paula Southgate, dikutip dari AFP.
"Kita tidak bisa mengabaikan apa yang sedang terjadi di seluruh dunia dan kita juga tidak boleh begitu. Pada saat kita berusaha membangun toleransi dan rasa saling memahami, saya kira patung ini tidak membantu kita menjembatani celah itu,” ujarnya, menambahkan.
Hamilton merupakan komandan angkatan laut yang berperang melawan penduduk asli Maori mempertahankan tanah mereka melawan ekspansi kolonial Inggris pada abad ke-19.
Dia tewas dalam Perang Pukehinahina atau Gate Pa pada 1864, saat sekelompok Maori berhasil mempertahankan diri dari serangan pasukan Inggris, meski kalah jumlah.
Editor: Anton Suhartono