Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump: Tak Ada Kekuatan Militer Bisa Kalahkan Angkatan Laut AS!
Advertisement . Scroll to see content

Eks Kanselir Jerman: Ukraina Sebenarnya Sudah Siap Berdamai dengan Rusia, tapi Batal karena Ditekan AS

Minggu, 22 Oktober 2023 - 19:03:00 WIB
Eks Kanselir Jerman: Ukraina Sebenarnya Sudah Siap Berdamai dengan Rusia, tapi Batal karena Ditekan AS
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) saat menjadi penengah dalam perundingan Rusia-Ukraina yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, Maret 2022. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BERLIN, iNews.idUkraina sebenarnya sudah siap berdamai dengan Rusia dan membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO saat para delegasi kedua negara bernegosiasi pada Maret tahun lalu. Akan tetapi, Kiev akhirnya membatalkan gagasan tersebut karena mendapat tekanan dari Amerika Serikat

Hal itu disampaikan oleh mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schroeder, akhir pekan ini. Menurut dia, satu-satunya pihak yang dapat menyelesaikan Perang Rusia-Ukraina saat ini adalah Amerika. 

“Selama negosiasi perdamaian pada Maret 2022 di Istanbul dengan (pemimpin negosiator Ukraina saat itu) Rustem Umerov, Ukraina tidak menyetujui perdamaian karena mereka tidak diizinkan (AS). Mereka pertama-tama harus bertanya kepada Amerika tentang segala hal yang mereka diskusikan,” kata Schroeder dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Berliner Zeitung, Sabtu (21/10/2023).

Mantan kanselir Jerman itu mengatakan, Kiev pernah menghubunginya pada 2022. Kala itu, Ukraina memintanya untuk menengahi perundingan dengan Rusia. Setelah itu, Schroeder mengadakan pertemuan dengan Umerov dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Schroeder mengatakan, potensi perjanjian perdamaian kala itu mencakup lima poin utama. Pertama, berdasarkan rancangan kesepakatan, Kiev seharusnya mengubur rencana untuk bergabung NATO. Kedua, Kiev seharusnya mengembalikan status resmi bahasa Rusia di Ukraina. 

Adapun poin ketiga, Donbas seharusnya tetap menjadi bagian dari Ukraina, namun dengan status teritorial khusus, seperti Tyrol Selatan, sebuah provinsi otonom di Italia Utara yang dihuni oleh mayoritas penduduk penutur bahasa Jerman. Keempat, Ukraina juga seyogianya mendapat jaminan keamanan dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. 

Sementara poin terakhir yang dibahas adalah pada waktu itu adalah mengenai status Krimea, kata Schroeder kepada Berliner Zeitung.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut