Hamas: Tak Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza
BEIRUT, iNews.id - Gerakan Palestina, Hamas, menilai tahap pertama negosiasi pembebasan tawanan Israel di Gaza belum menunjukkan kemajuan apa pun. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Hamas di Lebanon, Ahmad Abdul Hadi, Minggu (18/7/2024).
Pada Kamis (15/8/2024) dan Jumat (16/8/2024), perundingan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza diadakan di Doha, Qatar. Negoskasi itu melibatkan partisipasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat selaku para mediator, dan pihak Israel sendiri. Para pemimpin Hamas menolak untuk berpartisipasi dalam perundingan tersebut karena kurangnya penjelasan yang terperinci mengenai ketentuan gencatan senjata.
Pada Sabtu (17/8/2024), portal berita Axios--dengan mengutip para pejabat yang mengetahui negosiasi tersebut--melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden bermaksud untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan tawanan pada akhir minggu depan. Biden berharap hal itu dapat mencegah Iran dan gerakan Hizbullah di Lebanon melancarkan serangan skala besar terhadap Israel yang dapat menghambat upaya diplomatik.
"Pemerintahan Biden berusaha menunjukkan bahwa suasananya (perundingan) positif. Namun putaran pertama menunjukkan tidak ada perbaikan," kata Abdul Hadi dalam wawancara dengan Sky News.
Menurut dia, pernyataan Biden yang optimistis dengan prospek tercapainya kesepakatan Hamas-Israel hanya terdengar positif di media. Begitu pula dengan ungkapan presiden AS itu bahwa masih ada beberap masalah yang perlu disepakati, hanya untuk menenangkan publik semata. Semua itu dilakukan Biden demi menghentikan Iran dan para sekutunya dalam menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan agar Israel tidak tergelincir ke dalam perang regional.