HAVANA, iNews.id - Hasil pemindaian otak terhadap sekitar 40 diplomat Amerika Serikat (AS) yang mengalami gejala saraf misterius di Kuba mengungkap adanya perbedaan yang siginifikan dibandingkan otak orang normal.
Hal itu terungkap dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association dan dipimpin oleh para profesor di University of Pennsylvania (UPenn).
Antek Israel Pemimpin Geng Yasser Abu Shabab Dilaporkan Tewas di Gaza
Studi itu tidak menyimpulkan soal penyebab gejala yang dialami para diplomat dari akhir 2016 hingga Mei 2018 tersebut. Namun, hasil scan menunjukkan otak para diplomat itu jauh lebih kecil dan tingkat konektivitas yang sangat rendah antara bagian-bagian otak yang berfungsi untuk penglihatan dan pendengaran.
"MRI dari pasien mengonfirmasi bahwa sesuatu terjadi pada otak orang-orang ini," kata Ragini Verma, profesor radiologi di UPenn dan rekan penulis penelitian, kepada AFP, Rabu (24/7/2019).
Kena Penyakit Misterius, Setengah Staf Kedubes Kanada di Kuba Ditarik
"Itu tidak bisa dibayangkan," katanya.
"Yang bisa saya katakan adalah bahwa ada kebenaran yang bisa ditemukan."
Verma juga menambahkan, "Apa pun yang terjadi bukan karena kondisi yang sudah ada sebelumnya, karena kami mengujinya."
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku