Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Afrika Selatan Tolak Serahkan Kepresidenan G20 kepada Amerika di KTT, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

Intelijen AS pun Tak Tahu Potensi Serangan Bom di Sri Lanka

Rabu, 24 April 2019 - 11:28:00 WIB
Intelijen AS pun Tak Tahu Potensi Serangan Bom di Sri Lanka
Gereja St Anthony di Kolombo porak-poranda diguncang bom (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

Dua tahun silam AS memang memperingatkan Sri Lanka untuk mewaspadai pergerakan ISIS yang merekrut anggota baru di Asia Tenggara. Disebutkan, Sri Lanka bisa saja menjadi pusat dari aktivitas sel-sel para anggota ISIS. Agen-agen intelijen AS melacak upaya perekrutan ISIS dan bagaimana mereka menjangkau Sri Lanka. Namun terkait serangan terbaru ini, mereka tak mengetahuinya.

Hal senada ditegaskan Duta Besar AS untuk Sri Lanka dan Maladewa, Alaina Teplitz. Kepada CNN, Teplitz mengatakan AS tak sama sekali tak mengetahui rencana serangan ini.

"Pemerintah Sri Lanka telah mengakui adanya kesalahan dalam mengumpulkan dan menyebarkan informasi dari intelijen mereka," kata Teplitz, merujuk pada kebobolan pihak keamanan.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengakui pemerintah sudah mendapat informasi tentang potensi ancaman dari kelompok teroris lokal sejak 2017, namun tidak ada cukup bukti untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka.

Sementara itu penyelidik masih mendalami kaitan NTJ dengan ISIS serta perannya dalam serangan ini. ISIS memang mengklaim bertanggung jawab, tapi tak disertai bukti. NTJ merupakan kelompok yang tak punya catatan aksi terorisme sebelumnya. Karena itulah sepak terjang kelompok ini tidak diketahui agen-agen intelijen AS. Aksi terbesar mereka sebelumnya sebatas merusak patung Budha yang tak menimbulkan korban.

Kepolisian Sri Lanka menangkap 40 orang terkait serangan bom, tapi belum diketahui apa saja keterlibatan mereka.

Selain itu ada sekitar 40 warga Sri Lanka yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka dicurigai terpapar ideologi keras kelompok itu serta memiliki keterampilan membuat bom dan mengoordinasikan serangan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut