Israel Gempur Gaza Tengah termasuk Sekolah Dipadati Pengungsi, 102 Tewas dalam 24 Jam
Kampanye militer tersebut berlangsung menjelang pertemuan para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Qatar di Doha untuk membahas proposal gencatan senjata tiga fase di Gaza yang diusulkan Presiden Joe Biden.
“Suara bom tidak berhenti sepanjang malam,” kata Aya, pengungsi di Deir Al Balah, mengisahkan kengerian serangan pada Selasa malam lalu.
Perempuan 30 tahun itu menambahkan setiap kali ada rencana perundingan gencatan senjata terbaru, pasukan Israel selalu menyerang satu kota atau kamp pengungsi sebagai alat untuk menekan.
"Mengapa warga sipil, orang-orang yang berlindung di rumah atau tenda, harus menanggung dampaknya? Mengapa negara-negara Arab dan dunia tidak bisa menghentikan perang," kata Aya.
Militer Israel mengklaim jet-jet tempurnya menyerang beberapa target Hamas di Gaza Tengah, sementara pasukan darat beroperasi fokus dengan arahan dari intelijen di wilayah Al Bureij. Lokasi itu adalah salah satu kamp pengungsi yang telah lama berdiri di Gaza. Namun serangan itu justru membunuh warga sipil.
“Pasukan Divisi ke-98 memulai kampanye yang tepat di wilayah Bureij Timur dan Deir Al Balah Timur, di atas dan di bawah tanah, pada saat yang bersamaan,” bunyi pernyataan militer Israel.
Editor: Anton Suhartono