Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Udang Indonesia Kembali Masuk Pasar AS usai Lolos Uji Radioaktif, 106 Ton Dikirim
Advertisement . Scroll to see content

Israel Sesalkan AS Setop Kirim Senjata di Tengah Operasi Militer Zionis di Rafah

Jumat, 10 Mei 2024 - 06:46:00 WIB
Israel Sesalkan AS Setop Kirim Senjata di Tengah Operasi Militer Zionis di Rafah
Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menyetop pengiriman amunisi ke Israel di tengah operasi militer zionis di Rafah, Jalur Gaza. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Pihak berwenang Israel menyesalkan keputusan Amerika Serikat menunda pengiriman senjata ke Tel Aviv di tengah berlangsungnya operasi militer zionis di Kota Rafah, Jalur Gaza. Hal itu diungkapkan oleh penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Dmitry Gendelman.

Pada Rabu (8/5/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya akan membatasi pasokan senjata ke Israel jika negara Yahudi itu melancarkan serangan militer besar-besaran ke Rafah. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pun mengonfirmasi pada hari yang sama bahwa Washington DC telah menghentikan pengiriman amunisi muatan tinggi ke Israel dan sedang meninjau pengiriman senjata jangka pendek di tengah meningkatnya serangan Israel di Rafah.

“Israel menyesalkan bahwa, meski berada di ambang penghancuran benteng terakhir organisasi teroris Hamas, mereka malah tidak menerima dukungan penuh dalam masalah kritis seperti pasokan senjata dari sekutu terdekatnya (AS),” kata Gendelman pada Kamis (9/5/2024).

Sebelumnya pada Kamis, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Biden berharap mereka tidak perlu mengambil keputusan mengenai pengiriman senjata ke Israel. Akan tetapi, keputusan itu harus diambil Washington jika Israel memasuki Rafah.

Pada Senin (6/5/2024) lalu, pasukan Israel memulai operasi militer di bagian timur Rafah. Mereka juga menguasai pos perbatasan Rafah dengan Mesir yang berada di sisi Gaza.

Keputusan tersebut diambil meskipun kelompok pejuang Hamas Palestina menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan oleh Mesir dan Qatar. Netanyahu berdalih kesepakatan itu tidak dapat diterima. Lebih dari satu juta warga sipil Palestina diyakini berlindung di Rafah.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut