Jelang Sidang Genosida Muslim Rohingya di Den Haag, Aktivis HAM Serukan Boikot Myanmar
"Saat Aung San Suu Kyi menjadi ikon perdamaian dan kami memiliki harapan besar bahwa segalanya akan berubah ketika dia berkuasa. Kami berdoa untuknya, tapi dia sekarang sudah menjadi ikon genosida, memalukan," kata Nur Alam (65), pria yang kehilangan putranya akibat ditembak mati tentara Myanmar.
Momtaz Begum (31) sambil menangis, mengenang bagaimana tentara Myanmar memerkosa dan mengurungnya di rumah. Setelah itu tentara Myanmar membakar atap rumah untuk membunuh keluarganya.
Dia berhasil melarikan diri dari upaya pembakaran hidup-hidup itu lalu mendapati suami dan tiga putranya dibunuh lalu putrinya disiksa.
"Tentara membunuh suami saya. Mereka memerkosa dan membakar rumah saya, mereka menusuk kepala anak perempuan saya berusia 6 tahun. Mengapa mereka membunuh warga kami yang tidak bersalah, anak-anak kami? Mengapa mereka menyiksa dan memerkosa perempuan kami? Kami menuntut keadilan," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono