Jika Jadi Presiden AS, Kamala Harris Bakal Lebih Keras terhadap Israel daripada Joe Biden?
Soal kebijakan luar negeri itu, Harris sendiri telah memberi isyarat. Sebagai contoh, dia tidak akan menyimpang dari loyalitas Biden terhadap Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) dan akan terus mendukung Ukraina dalam melawan Rusia. Sikap ini sangat kontras dengan janji Donald Trump untuk mengubah hubungan AS dengan aliansi militer tersebut secara mendasar, serta kemungkinannya untuk menyetop pasokan senjata ke Kiev di masa mendatang.
Mulai dikenal dunia
Jika Harris jadi diusung sebagai capres, Partai Demokrat berharap perempuan itu akan lebih efektif dalam mengomunikasikan tujuan kebijakan luar negerinya. Dan pada paruh kedua masa jabatan Biden, dia elah meningkatkan profilnya dalam berbagai isu mulai dari China, Rusia, hingga Gaza. Harris pun menjadi sosok yang dikenal oleh banyak pemimpin dunia.
Pada Konferensi Keamanan Munich tahun ini, dia menyampaikan pidato keras yang mengecam Rusia atas agresi militer ke Ukraina. Dia juga berjanji bahwa AS akan menghormati persyaratan Pasal 5 NATO untuk saling membela diri.
Mengenai China, Harris telah lama memposisikan dirinya dalam arus utama bipartisan Washington mengenai perlunya AS melawan pengaruh China, khususnya di Asia. Para analis menduga dia akan mempertahankan sikap Biden untuk menghadapi Beijing bila diperlukan sambil juga mencari bidang kerja sama.
Harris juga telah melakukan beberapa kunjungan kerja luar negeri untuk meningkatkan hubungan di kawasan yang dinamis secara ekonomi. Ini termasuk kunjungannya ke Jakarta pada September lalu. Pada waktu itu, Harris menggantikan Biden menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Selama kunjungan tersebut, Harris menuduh China mencoba memaksa negara-negara tetangga yang lebih kecil untuk mengajukan klaim teritorialnya di Laut China Selatan yang disengketakan.