Kekerasan Memuncak di Suriah, Anak-Anak Minta Pengeboman Diakhiri
JENEWA, iNews.id - Sekitar 3 juta warga sipil di Idlib, Suriah, dan daerah sekitarnya masih terjebak dalam kekerasan; sepertiga dari mereka adalah anak-anak. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan, situasi itu sangat mengerikan bagi semua orang, terutama untuk anak-anak.
Pasukan pemerintah Suriah yang didukung sekutu mereka, Rusia, melancarkan serangan militer yang sengit untuk merebut kembali Idlib, kubu terakhir pemberontak.
Juru bicara OCHA Jens Laerke mengatakan, banyak dari anak-anak yang terjebak kekerasan ini tidak tahu apa-apa selain perang.
"Koordinator bantuan darurat kami, Mark Lowcock, pekan lalu berbicara melalui tautan video dengan sebagian dari mereka, dan mereka memberitahunya bahwa mereka takut, terlantar, dan bahwa mereka serta sekolah mereka dibombardir dan mereka menginginkan pemboman dihentikan," kata Laerke, seperti dilaporkan Associated Press, Rabu (7/8/2019).
"Jika suara putus asa anak-anak ini memiliki nilai atau bobot, maka melancarkan lebih banyak penembakan, lebih banyak serangan udara, dan lebih banyak kekerasan adalah jawaban yang salah," tegas Laerke.