Kim Jong Un Tolak Bertemu Donald Trump Sebelum Pilpres AS, kecuali
                
                SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) mengaskan tak punya rencana untuk menggelar pertemuan kembali dengan Amerika Serikat (AS), membahas pelucutan senjata nuklir.
Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korut Choe Son Hui menyampaikan hal itu sebagai respons atas pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton pada Kamis lalu soal peluang pertemuan Donald Trump dengan Kim Jong Un pada Oktober mendatang atau sebulan sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
                                Menurut Choe, pihaknya tidak punya rencana melanjutkan negosiasi nuklir kecuali AS mengubah kebijakan ‘bermusuhan’ terhadap Korut.
"Apakah mungkin melakukan dialog atau bertransaksi dengan AS yang tetap menerapkan kebijakan bermusuhan terhadap DPRK (Korut), dengan mengabaikan perjanjian yang telah dibuat dalam pertemuan sebelumnya," Kata Choe, dikutip dari Associated Press, Sabtu (4/6/2020).
                                        “Kami tidak merasa perlu bertatap muka dengan AS karena dialog tidak lebih dari alat untuk mengatasi krisis politiknya,” katanya, melanjutkan.
Pernyataan Choe itu mengikuti serangkaian kebijakan serupa sebelumnya oleh Korut. Pemerintah Korut tidak akan memberi peluang bagi Trump untuk bisa membanggakan pencapaian luar biasa dalam kebijakan luar negerinya, kecuali jika ada timbal balik yang sesuai.
                                        Trump mengincar pertemuan dengan Kim sebelum pilpres dengan menyebutnya sebagai ‘kejutan Oktober.’
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In tak lepas dari upaya pertemuan kembali Trump dan Kim.
Dia berusaha keras mengatur petemuan baru tersebut sebelum Pilpres AS pada November. AS dan Korut menemui jalan buntu terkait pembicaraan nuklir setelah pertemuan pada 2019 di Hanoi, Vietnam.
Trump dan Kim telah bertemu tiga kali, dimulai dengan tatap muka di Singapura pada Juni 2018, lalu di Hanoi pada Februari 2019, dan perbatasan Korsel-Korut di Panmunjom beberapa bulan kemudian.
Namun pertemuan itu belum menghasilkan kesepakatan mengenai pelucutan senjata nuklir Korut sepenuhnya. Inti dari kebuntuan itu adalah AS ingin Korut menghancurkan semua senjata nuklirnya sebagai syarat pencabutan sanksi, namun Korut ingin sanksi dicabut secara bertahap lebih dulu.
Editor: Anton Suhartono