Kisah Pata Seca, Budak Brasil Punya 249 Anak karena Disuruh Majikan Berhubungan dengan Banyak Wanita (II-Habis)
Anak-anak budak yang lahir dalam hubungan semacam ini sering kali berada di bawah pengawasan tuan mereka. Wanita dan pria kulit putih sering mengambil anak-anak dari orang tua mereka dan membawa mereka ke rumah besar sang majikan.
Pada mulanya, anak-anak budak ini dijadikan pelayan yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan bekerja berjam-jam. Dengan cara ini, majikan dapat mengendalikan apa yang dimakan anak-anak. Mereka ingin memastikan anak-anak tetap bugar untuk melaksanakan tugas yang berbeda. Ketika mereka dewasa, banyak dari anak-anak ini kelak digunakan sebagai budak pembibitan seperti Pata Seca. Terutama anak laki-laki.
Agar dapat melakukan tugasnya sebagai “mesin pabrik budak” yang sempurna, Pata Seca diberi makan dengan baik dan mendapat pemeriksaan kesehatan yang cermat. Menurut keluarganya, sepanjang hidupnya Pata Seca telah memiliki 249 anak dari wanita berbeda.
Masih menurut Medium, meski Pata Seca menderita sebagai budak, dia tetap mencintai anak-anaknya. Dia mengajari mereka keterampilan penting seperti membaca, berkelahi, dan bertahan hidup. Banyak dari anak-anak itu menjadi pemimpin komunitas budak kulit hitam yang melawan rezim budak.
Pada Abad ke-19 di Brasil, orang kulit hitam secara harfiah tidak dianggap manusia. Dan sangat sedikit dari mereka yang dapat hidup lama. Jika Pata memang hidup mencapai 130 tahun, seperti yang dikatakan penduduk setempat dan keluarganya, maka dia akan memecahkan rekor.
Pata Seca dipaksa melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak wanita berbeda setiap hari. Dia tidak bisa menolak, karena dia tidak punya hak untuk itu. Jadi, jika dia melakukannya sepanjang hidupnya, wajar bila pria itu dapat memiliki lebih dari 200 anak.
Sebagian besar kehidupan Pata Seca tetap menjadi misteri. Dia dilahirkan dalam periode yang sangat kejam dan menjijikkan. Ada hal-hal yang terjadi yang bahkan tidak bisa kita pahami dengan standar dan ukuran zaman sekarang.
Pata Seca memang menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam perbudakan. Namun, dia juga menyaksikan perbudakan dihapuskan di Brasil pada 1888. Dia hidup lebih lama dari banyak orang yang dia kenal dan melihat Brasil berubah dari negara yang bergantung pada tenaga kerja budak, menjadi masyarakat modern yang kita kenal sekarang. ***
Jangan lupa baca kisah Pata Seca bagian 1!
Editor: Ahmad Islamy Jamil