Kisah Relawan WNI saat Detik-Detik Penyerbuan Tentara Israel ke Rumah Sakit Indonesia
GAZA, iNews.id - Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia Fikri Rofiul Haq mengisahkan detik-detik penyerbuan tentara Israel ke RS Indonesia di Gaza. Saat itu dia dihadapkan pada pilihan, tetap tinggal untuk merawat dan melayani korban perang atau mengungsi.
Sebelum itu, Israel sudah memperingatkan semua orang di rumah sakit yang berada di Kota Beit Lahiya, Gaza Utara, itu untuk mengungsi. Namun tak mungkin semua orang dibawa pergi karena pasien yang dalam kondisi kritis.
Fikri dan dua relawan MER-C lainnya, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zazabil Al Ayubi, pun memutuskan untuk tetap tinggal sampai militer Israel benar-benar memaksa mereka pergi.
Benar saja, setelah pasukan Israel memasuki RS, Fikri, Reza, dan Fariz diminta pergi bersama Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
“Kami dievakuasi melalui jalur yang digunakan Palang Merah Internasional dengan izin tentara Israel. Ada tiga kali evakuasi pada Senin, Selasa, dan Rabu (pekan lalu). Kami dievakuasi terakhir karena memprioritaskan korban luka yang berada di RS Indonesia,” kata Fikri, dalam pemaparannya kepada Al Jazeera, dikutip Senin (27/11/2023).
Selain itu pasukan Israel sempat melepaskan tembakan membabi buta di dalam rumah sakit begitu tiba, mengakibatkan 12 orang meninggal. Tembakan terjadi di lantai 1, 2, dan 3.
Dia melanjutkan, sebelum pergi, pasukan Israel secara sengaja menghancurkan satu-satunya generator rumah sakit yang masih berfungsi dengan cara membakarnya.
Sebelum evakuasi, lajut dia, Israel terus meningkatkan serangan dari jam ke jam. Itu merupakan bentuk intimidasi bagi siapa saja yang masih bertahan untuk meninggalkan rumah sakit.
“Saya melihat dengan mata kepala sendiri. Ada tiga tank besar sekitar 50 meter dari gedung Rumah Sakit Indonesia dan mereka menembaki rumah sakit secara periodik, menyebabkan kerusakan besar,” tuturnya.