Kisah Relawan WNI saat Detik-Detik Penyerbuan Tentara Israel ke Rumah Sakit Indonesia
Fikri dan dua relawan MER-C lainnya kini berada di Khan Yunis, Gaza Selatan, sambil memantau perkembangan.
Sementara itu Kementerian Kesehatan Palstina di Gaza menyatakan, pasukan Israel bahkan masih menembaki orang-orang di sekitar rumah sakit pada Jumat pekan lalu atau sehari sebelum pemberlakuan gencatan senjata kemanusiaan.
Jurnalis Al Jazeera Osama bin Javaid yang mendapat akses ke Rumah Sakit Indonesia, melaporkan masih banyak mayat yang menumpuk di luar rumah sakit. Ada beberapa jenazah yang hangus dan mulai membusuk, termasuk di antaranya anak-anak, yang menumpuk di beberapa sudut.
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan, serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia jelas-jelas pelanggaran hukum internasional. Dia mendesak pemerintah Indonesia berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Pasalnya RS yang diresmikian oleh Jusuf Kalla pada 2016 itu (saat itu menjabat wakil presiden), dibangun atas bantuan dana dari masyarakat Indonesia.
“Rumah Sakit Indonesia dibangun atas sumbangan masyarakat Indonesia dan bendera Indonesia dikibarkan sebagai simbol persahabatan kita,” kata Sarbini.
Dia menambahkan, upaya maksimal yang bisa dilakukan MER-C adalah mewakili rakyat Indonesia dan mendorong pemerintah untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
“Setiap orang harus melobi ICC, khususnya lima anggota tetap (Dewan Keamanan PBB: China, Rusia, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat) dan menyerukan gencatan senjata permanen,” ujarnya.
Editor: Anton Suhartono