Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Myanmar Bongkar Jaringan Online Scam, 48 WNI Ditangkap!
Advertisement . Scroll to see content

Krisis Rohingya Jadi Fokus Pembahasan di KTT ASEAN

Selasa, 24 April 2018 - 19:14:00 WIB
Krisis Rohingya Jadi Fokus Pembahasan di KTT ASEAN
Seorang bocah pengungsi Rohingya ditampung sementara di Aceh setelah terkatung-katung di laut (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SINGAPURA, iNews.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 27 dan 28 April 2018 digelar di Singapura. Pertemuan para pemimpin negara Asia Tenggara ini akan fokus membahas krisis di Myanmar yakni terkait pengungsi Muslim Rohingya.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan, salah satu tantangan dalam menyelesaikan permasalahan di kawasan adalah faktor keberagaman.

"Kita hanya bisa melakukan sesuatu jika sudah mencapai konsensus. Kita harus melakukan itu karena tidak ada kelompok regional lain yang seberagam seperti kita (ASEAN)," kata Balakrishnan, dikutip dari Reuters, Selasa (24/4/2018).

Dia menambahkan, jika anggota-anggota ASEAN membuat konsensus, maka akan lebih mudah untuk bergerak. "Saya kira kita bisa melakukan secara efektif," katanya.

Menurut Balakrishnan, krisis di Myanmar di mana lebih dari 700.000 Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh akibat pembantaian oleh militer sejak Agustus 2017, merupakan tantangan terbesar yang dihadapi ASEAN saat ini.

Apalagi, PBB sudah mengindikasikan adanya bukti-bukti ke arah praktik pembasmian etnis di Myanmar.

"Apa yang Anda saksikan sekarang ini adalah bencana, sebuah tragedi kemanusian," ujarnya.

ASEAN, kata dia, akan fokus menghentikan kekerasan serta melakukan upaya konkret mengirimkan bantuan kemanusiaan. Apalagi, para pengungsi Rohingya kini sudah semakin menyebar, tak hanya di Bangladesh, namun negara ASEAN lain seperti Malaysia dan Indonesia.

Hal lain, ASEAN akan mendorong Pemerintah Myanmar  mencari solusi politik untuk mengakhiri tragedi ini.

"Tanggung jawab politik dan transparansi harus ada di pihak Pemerintah Myanmar. Mereka harus menemukan solusi politiknya," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut