Mahathir Mohamad Ancam Putuskan Hubungan dengan Anwar Ibrahim
DAP dan Amanah berbeda pendapat dengan Anwar dalam penentuan perdana menteri. Mereka lebih memilih Mahathir sebagai perdana menteri dan menempatkan Anwar sebagai wakilnya.
“Mereka sudah lama menjadi partai oposisi. Sebelum saya bergabung dengan mereka pada 2008 dan 2013. Mereka berusaha agar menang tapi kalah. Mereka tidak bisa menang. Pada pemilihan umum ke-14, saya bergabung dengan mereka dan dengan dukungan orang Melayu yang cukup, kami menang,” kata Mahathir, menceritakan DAP dan Amanah.
Mahathir yakin dirinya bisa diandalkan sebagai daya tarik suara karena didukung kalangan penduduk asli atau Melayu, itu yang terjadi saat pemilu pada 2018 lalu.
“Mereka jelas membutuhkan suara orang Melayu untuk menang. Jadi mereka pikir saya bisa memberikan suara dari Melayu karena Bersatu (PPBM) adalah partai Melayu, sementara yang lain bersifat multiras. Orang Melayu tidak akan mendukung partai multiras," ujarnya.
Mahathir juga menolak tawaran Anwar menduduki posisi menteri senior karena berdasakan pengalamannya, tidak ada yang mau mendengar masukan menteri penasihat itu.
“Pengalaman saya ketika saya mencoba memberi nasihat kepada perdana menteri, mereka menolak. Sama seperti mantan perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi, Najib Razak, dan sekarang Muhyiddin Yassin," katanya.
Editor: Anton Suhartono