Mengenal Perbedaan Jeda Kemanusiaan dan Gencatan Senjata dalam Perang di Gaza
WASHINGTON, iNews.id - Istilah gencatan senjata dan jeda kemanusiaan sering didengar belakangan ini terkait perang Palestina-Israel di Jalur Gaza. Israel menyerang Gaza tanpa pandang bulu, membunuh lebih dari 11.000 penduduk, sampai Sabtu (11/11/2023). Dari jumlah korban tewas itu, 4.506 di antaranya anak-anak dan 3.027 perempuan.
Dalam situasi perang di Gaza yang begitu darurat, segala upaya dilakukan untuk menghentikan pertempuran sehingga memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk peralatan medis. Dari sini muncul istilah atau usulan jeda kemanusiaan dan gencatan senjata.
Gedung Putih mengumumkan bahwa Israel setuju untuk melakukan jeda kemanusiaan, penghentian sementara serangan di Gaza. Meski demikian, hal tersebut masih jauh dari desakan gencatan senjata sebagaimana diminta Sekjen PBB Antonio Guterres serta sebagian besar komunitas internasional.
Israel mengumumkan jeda kemanusiaan selama 4 jam di wilayah-wilayah tertentu di Gaza Utara. Jeda singkat tersebut bertujuan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan serta memberi kesempatan warga di zona perang untuk keluar.
Selain itu Israel berharap jeda kemanusiaan bisa memfasilitasi upaya pembebasan lebih dari 200 sandera di Gaza. Negosiasi yang melibatkan beberapa negara seperti Qatar dan Mesir mengisyaratkan jeda kemanusiaan bisa ditukar dengan pembebasan beberapa sandera oleh pejuang Palestina di Gaza.
Meskipun tidak ada definisi yang tepat berdasarkan hukum internasional, kedua istilah itu mempunyai implikasi berbeda. Sekilas jeda kemausiaan dan gencatan senjata sama, namun para pejabat yang terlibat negosiasi menekankan beberapa perbedaan penting.
PBB menggambarkan jeda kemanusiaan sebagai penghentian permusuhan yang dinegosiasikan murni untuk tujuan kemanusiaan. Sementara gencatan senjata adalah kesepakatan di mana negara atau kelompok yang bertikai sepakat untuk menghentikan permusuhan secara total.
Israel mengartikan jeda kemanusiaan sebagai penghentian serangan yang bersifat lokal dan terbatas, tidak menyeluruh. Ini jauh berbeda dengan makna gencatan senjata di mana permusuhan antara Israel dan Hamas berakhir tanpa batas waktu.
Majelis Umum PBB pada 27 Oktober menyetujui resolusi menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan" yang berlangsung lama dan berkelanjutan di Gaza. Resolusi itu didukung 121 suara melawan 14 yang menolak, sisanya abstain. Di antara negara yang menolak gencatan senjata adalah Amerika Serikat dan tentu saja Israel.