Mengkhawatirkan, Sepertiga Penyintas Covid Alami Gangguan Otak dan Kejiwaan
LONDON, iNews.id – Satu dari tiga penyintas Covid didiagnosis dengan gangguan otak atau kejiwaan dalam waktu enam bulan. Hal itu terungkap lewat penelitian terhadap lebih dari 230.000 pasien—kebanyakan orang Amerika—baru-baru ini.
Hasil studi tersebut menunjukkan, pandemi Covid-19 dapat menyebabkan gelombang masalah mental dan neurologis, kata para ilmuwan, Selasa (6/4/2021).
Para peneliti yang melakukan analisis terhadap temuan itu mengatakan, masih belum jelas bagaimana keterkaitan virus corona dengan kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi pada penyintas Covid. Akan tetapi, temuan ini menjadi diagnosis paling umum di antara 14 gangguan yang mereka amati.
Menurut peneliti, kasus pasca-Covid dengan diagnosis stroke, demensia, dan gangguan neurologis lainnya lebih jarang ditemukan, meski masih tetap signifikan, terutama pada mereka yang menderita Covid-19 parah.
“Meskipun risiko individu untuk sebagian besar pasien hanya berupa gangguan kecil, efeknya di seluruh populasi mungkin menjadi besar,” kata Paul Harrison, profesor psikiatri dari Universitas Oxford yang ikut memimpin penelitian tersebut, dikutip Reuters, Rabu (7/4/2021).
Psikiater lainnya dari Oxford, Max Taquet, yang bekerja sama dengan Harrison, mencatat bahwa penelitian itu tidak dapat memeriksa mekanisme biologis maupun psikologis yang terlibat dalam memunculkan gangguan otak atau kejiwaan tersebut. Karenanya, penelitian lanjutan sangat diperlukan untuk mengidentifikasi persoalannya.
“(Penelitian lanjutan) itu dengan maksud untuk mencegah atau mengobati gangguan-gangguan tersebut,” ujar Taquet.
Para pakar kesehatan semakin prihatin dengan temuan tentang risiko gangguan otak dan kesehatan mental yang lebih tinggi di antara para penyintas Covid-19. Studi sebelumnya (oleh peneliti yang sama) pada tahun lalu menemukan bahwa 20 persen penyintas Covid-19 didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam tiga bulan.
Sementara, studi kali ini—yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry—menganalisis catatan kesehatan dari 236.379 pasien Covid-19 yang sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa 34 persen dari pasien itu didiagnosis dengan penyakit neurologis atau gangguan kejiwaan yang berlangsung dalam waktu enam bulan.
Menurut para ilmuwan, gangguan tersebut secara signifikan lebih umum pada pasien Covid-19 daripada pada kelompok pembanding orang yang sembuh dari flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya dalam periode waktu yang sama. Temuan ini menunjukkan bahwa Covid-19 memiliki dampak khusus.
Kecemasan (dialami 17 persen pasien) dan gangguan mood (14 persen) adalah gejala gangguan yang paling umum, dan tampaknya tidak terkait dengan seberapa ringan atau parah Covid-19 menginfeksi pasien.
Sementara, dari seluruh pasien yang pernah dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) dengan Covid-19 parah, 7 persen di antaranya mengalami stroke dalam enam bulan, dan hampir 2 persen didiagnosis dengan demensia.
Para pakar independen mengatakan, temuan itu jelas mengkhawatirkan.
“Ini adalah penelitian yang sangat penting. Ini menegaskan tanpa keraguan bahwa Covid-19 memengaruhi otak dan pikiran dalam ukuran yang sama,” kata Ketua Psikiatri King's College London, Simon Wessely.
“Dampak Covid-19 terhadap kesehatan mental individu bisa sangat parah. Ini berkontribusi pada penyakit mental yang sudah meningkat dan membutuhkan penelitian lebih lanjut yang mendesak,” ucap Kepala Eksekutif MQ Mental Health, Lea Milligan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil