Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Menteri Turki Tuduh AS Berada di Balik Kudeta Presiden Erdogan pada 2016

Kamis, 04 Februari 2021 - 20:14:00 WIB
Menteri Turki Tuduh AS Berada di Balik Kudeta Presiden Erdogan pada 2016
Suleyman Soylu (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik kudeta yang gagal untuk menjatuhkan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016.

Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Erdogan dari pemerintahannya pada 15 Juli 2016. Para tentara pembelot menguasai pesawat tempur, helikopter, dan tank untuk merebut pemerintahan di Ibu Kota Ankara. Namun aksi mereka dilawan oleh rakyat pendukung Erdogan.

Turki sejak lama menyalahkan tokoh yang juga mantan sekutu Erdogan, Fethullah Gulen, sebagai dalang kudeta. Gulen kini tinggal di Pennsylvania, AS. Namun Gullen membantah terlibat penggulingan Erdogan.

Soylu mengatakan kepada surat kabar Hurriyet, AS mengatur upaya kudeta sedangkan jaringan Gulen melakukan eksekusi di lapangan.

"Jelas sekali Amerika Serikat berada di belakang 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakan atas perintah mereka," katanya, merujuk pada sebutan Gullen, seperti dilaporkan kembali Reuters, Kamis (4/2/2021).

Dia juga menyebut Eropa sangat antusias percobaan kudeta terhadap Erdogan.

AS sebelumnya membantah terlibat dalam kudeta di Turki termasuk menolak permintaan untuk mengekstradisi Gulen dengan alasan kurangnya bukti.

Di sisi lain Turki berusaha memperbaiki hubungan yang tegang dengan AS dan Uni Eropa, dipicu pembelian rudal pertahanan S-400 ke Rusia. AS, selaku sekutu Turki di NATO, menentang pembelian itu karena bisa merusak sistem pertahanan Barat.

Uni Eropa bersitegang dengan Turki dipicu sengketa perairan dengan Yunani di Mediterania timur.

Turki mengatakan ingin meningkatkan hubungan dengan AS di bawah Presiden Joe Biden, termasuk dengan Uni Eropa.

Sejak kudeta yang gagal, Turki menahan sekitar 292.000 orang atas tuduhan terkait dengan Gulen dan telah menangguhkan atau memecat lebih dari 150.000 pegawai negeri.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut