Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mengapa Netanyahu Tolak Masuk PM Norwegia Jonas Gahr Store ke Israel?
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

Saat medan berupa fjords dengan kedalaman lebih dari 1 kilometer atau lebih dari 5 kilometer, solusi teknik yang ada belum mampu mengatasinya. Dasar laut akan terlalu dalam untuk dibor untuk dibuat terowongan batu atau meletakkan fondasi jembatan suspensi.

Jembatan apung tidak bisa berfungsi untuk semua kondisi karena sangat rentan pada kondisi cuaca buruk seperti gelombang dan arus laut yang kuat. Ide tentang terowongan apung itu bukan sesuatu yang baru.

Pada 1882, arsitek angkatan laut Inggris Edward Reed mengusulkan terowongan apung melintasi Terusan Inggris, ide yang kemudian ditolak.

Terowongan apung itu dipasang dalam posisi permanen dengan sejumlah kabel yang dikaitkan ke dasar laut atau ditambatkan ke sejumlah ponton dengan ruang lebar untuk dilalui kapal-kapal yang hendak melintas di permukaan laut.

Terbuat dari beton, konstruksi itu dapat berfungsi seperti terowongan biasa dilintasi kendaraan dari satu sisi ke sisi lainnya.

"Gelombang dan arus pada kedalaman 100 kaki dari permukaan laut tidak terlalu kuat dibandingkan di permukaan laut," ungkap Kepala Teknik NPRA, Arianna Minoretti.

Selain itu, terowongan apung meminimalisasikan dampak pada pemandangan karena sebagian besar infrastrukturnya tidak terlihat di permukaan air. Terowongan itu juga tidak terlalu bising dibandingkan lalu lintas di jembatan biasa.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut