Palestina-Israel Putus Kerja Sama Keamanan, Bayi Warga Gaza Jadi Korban
GAZA, iNews.id - Seorang ibu di Gaza, Palestina, harus menerima kenyataan pahit bayinya yang berusia delapan bulan meninggal dunia akibat kesulitan mendapat akses untuk perawatan.
Bayi bernama Omar Yaghi seharusnya menjalani operasi jantung pada 24 Mei lalu, namun rencana tersebut urung terlaksana karena keluarganya kesulitan masuk ke Israel dari Gaza setelah otoritas Palestina memutus kerja sama keamanan dengan Israel sejak bulan lalu.
Beberapa organisasi kemanusiaan internasional sebenarnya berhasil melobi pihak otoritas kesehatan Israel untuk menentukan tanggal baru operasi, namun Yaghi meninggal dunia pada 18 Juni tepat tiga hari sebelum operasi yang direncanakan.
Langkah memutus kerja sama keamanan diambil oleh otoritas Palestina setelah muncul rencana pencaplokan wilayah berpenghuni di Tepi Barat oleh Israel.
Konsekuensinya, warga Palestina di Gaza maupun Tepi Barat yang membutuhkan dokumen Israel untuk mengakses perawatan medis kesulitan memperolehnya.
"Omar harusnya menjalani operasi besar pada 24 Mei 2020, tetapi mereka (otoritas Israel) mengatakan bahwa perjalanan kami ke Israel tidak diizinkan karena koordinasi keamanan (dengan Palestina) telah dihentikan," kata paman Omar Yaghi, Mohammad Yaghi, kepada AFP, Selasa (23/6/2020).
Dua juta penduduk Gaza hidup di bawah blokade Israel sejak 2007, mereka diharuskan terlebih dulu mengajukan izin keluar untuk meninggalkan daerah tersebut.
Perwakilan militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina, COGAT, mengatakan perlintasan Erez di Israel dengan Gaza di Palestina "siap dan bakal memfasilitasi dengan baik keluar-masuk warga Palestina."
"COGAT mengizinkan, saat ini juga, pintu masuk bagi penduduk Jalur Gaza untuk perawatan medis untuk menyelamatkan jiwa dan dalam kasus-kasus kemanusiaan lainnya," kata seorang juru bicara COGAT dalam Bahasa Inggris.
Editor: Arif Budiwinarto