Pasang Alat Baru di Fasilitas Nuklir, Iran Bisa Perkaya Uranium Hampir 4 Kali Lipat
DUBAI, iNews.id - Iran kini memiliki dua kaskade sentrifugal canggih di fasilitas nuklir Natanz dengan kapasitas pengayaan uranium hampir empat kali lipat dari sebelumnya.
Utusan Iran untuk badan pengawas energi atom IAEA Kazem Gharibabadi mengatakan, dua kaskade baru juga akan dipasang di fasilitas nuklir lainnya.
"Berkat para ilmuwan nuklir kami yang ulet, dua kaskade sentrifugal 348 IR2m dengan kapasitas hampir empat kali lipat dari IR1 sekarang berjalan, sulkses di Natanz," kata Gharibabadi dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (2/2/2021).
"Pemasangan dua kaskade sentrifugal IR6 juga telah dimulai di Fordow. Masih banyak lagi yang akan dipasang," katanya, melanjutkan.
IAEA membenarkan Iran mulai memperkaya uranium dengan menggunakan dua kaskade sentrifugal IR-2m di fasilitas nuklir bawah tanah Natanz, sebagaimana isi laporan yang diberikan kepada negara anggota.
Ini melanggar kesepakatan nuklir tahun 2015 JCPOA yang diteken enam negara, sebelum Amerika Serikat keluar pada 2018.
Disebutkan, Iran sebelumnya sudah memperkaya dengan memanfaatkan satu kaskade atau klaster dari 174 mesin IR-2m di Natanz.
Pada Desember lalu, Iran sudah memberi tahu IAEA tentang rencana memasang tiga kaskade IR-2m di fasilitas tersebut.
"Badan itu juga memverifikasi bahwa pemasangan yang kedua dari tiga kaskade sentrifugal IR-2m hampir selesai dan pemasangan kaskade ketiga telah dimulai," bunyi laporan.
Sebelumnya menteri energi Israel Yuval Steinitz mengatakan, Iran membutuhkan sekitar 6 bulan untuk menghasilkan bahan yang cukup untuk membuat satu senjata nuklir. Waktu tersebut di luar perkiraan dari yang diantisipasi pemerintahan Amerika Serikat di bawah Joe Biden.
Israel juga mewaspadai rencana pemerintahan Biden untuk kembali ke perjanjian nuklir Iran, setelah Donald Trump membawa AS keluar.
Pemerintahan Biden menilai, apa yang dilakukan Trump menjadi bumerang karena justru mendorong Iran untuk meperkaya uranium, keluar dari kesepakatan.
Editor: Anton Suhartono