Pejabat AS: Israel Sudah Lama Rencanakan Bunuh Ahli Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh
WASHINGTON, iNews.id - Dugaan yang mengarah pada Israel sebagai dalang pembunuhan ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh makin kuat. Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat menyebut intelijen Yahudi berada di balik tewasnya Mohsen.
Mohsen ditemukan tewas pada akhir pekan kemarin di timur Teheran. Otoritas berwenang Iran mengatakan operasi pembunuhan ilmuwan terkemuka republik Islam itu sangat terencana.
Sejumlah pejabat Iran langsung mencurigai Israel sebagai pihak bertanggung jawab. Bahkan, Teheran mengeluarkan pernyataan keras akan melancarkan serangan balasan kepada Negara Yahudi.
Asumsi Iran berdasarkan pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang berulang kali menyebut nama Mohsen sebagai orang berbahaya di balik program nuklir Iran dalam pidato tahun 2018.
Rencanakan pembunuhan Mohsen Fakhrizabed sejak lama
Meskipun belum ada bukti-bukti nyata yang mengarah pada Israel, pernyataan seorang pejabat senior AS makin memperkuat tuduhan Iran.
"Israel telah berbagi informasi dengan AS tentang target mereka dan operasi rahasia sebelum melaksanakannya, tetapi tidak akan mengatakan jika mereka melakukannya dalam hal ini," kata pejabat yang namanya dirahasiakan dikutip dari CNN, Kamis (3/12/2020) dini hari WIB.
"Ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas pada Jumat, telah menjadi target Israel sejak lama," lanjutnya.
Insiden pembunuhan Mohsen terjadi kurang dari dua pekan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Presiden Donald Trump disebut telah memberi mandat khusus pada Pompeo untuk terus melakukan kampanye tekanan maksimum pemerintah AS selama dua bulan ke depan.
Sebelum lengser dari jabatannya, Trump mengungkapkan akan lebih banyak menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Di bawah pemerintahan Trump, hubungan AS dan Iran mencapai titik terendah. Pada 2018, Trump keluar dari persetujuan nuklir Iran yang sebelumnya disepakati oleh Barack Obama. Selain itu, Trump juga berambisi memberlakukan kembali embargo senjata Iran yang habis waktunya pada Oktober lalu.
Editor: Arif Budiwinarto