Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Makin Tajir, Kekayaan Elon Musk Kini Tembus Rp11 Kuadriliun
Advertisement . Scroll to see content

Pendiri Telegram Sebut Twitter Jadi Lebih Mendukung Kebebasan Berpendapat sejak Dibeli Elon Musk

Rabu, 17 April 2024 - 11:34:00 WIB
Pendiri Telegram Sebut Twitter Jadi Lebih Mendukung Kebebasan Berpendapat sejak Dibeli Elon Musk
Miliarder Elon Musk dan logo lama Twitter atau X (ilustrasi). (Foto: Ist.)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Pendiri Telegram, Pavel Durov, menilai platform media sosial X—yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter—menjadi lebih mendukung kebebasan berpendapat setelah dibeli oleh miliarder Elon Musk. Komentar itu diutarakan Durov dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS, Tucker Carlson, Selasa (16/4/2024).

“Saya bukan ahli dalam politik AS. Tapi sejujurnya, kalian sekarang punya Twitter atau X. Ya, tampaknya menjadi lebih pro kebebasan berpendapat. Dan saya pikir itu benar. Itu.. itu.. itu perkembangan yang luar biasa,” kata Durov. 

“Tampaknya banyak hal mulai berubah... Kami akan menyukai kenyataan bahwa Elon membeli Twitter. Kami pikir ini merupakan perkembangan besar karena sejumlah alasan,” ujarnya.

Dia berpendapat, terobosan yang dilakukan Musk terhadap Twitter akan membawa kebaikan bagi industri media sosial. Durov pun memuji upaya yang dilakukan X dalam menghadirkan inovasi pada platform serta berbagai perubahannya.

Durov mengenang, Telegram dulu juga mendapat banyak sorotan dari badan keamanan beberapa negara, termasuk FBI, karena komitmen aplikasi yang dia buat itu terhadap kebebasan berpendapat. Namun dia mengatakan, tekanan terbesar terhadap Telegram justru tidak datang dari pemerintah, melainkan dari Apple dan Google.

“Jadi ketika menyangkut kebebasan berpendapat, kedua platform tersebut (Apple dan Google), pada dasarnya dapat menyensor apa pun yang dapat kalian baca aksesnya di ponsel cerdas kalian. Itulah yang mereka jelaskan dengan sangat jelas bahwa jika kami gagal mematuhi ‘pedoman’ mereka, begitulah mereka menyebutnya, Telegram bisa saja dihapus dari toko mereka,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, Apple dan Google termasuk ketat dalam menerapkan “pedoman” mereka. Jika dua raksasa teknologi itu yakin ada konten yang melanggar aturan, mereka akan memastikan bahwa semua aplikasi yang didistribusikan ke toko mereka benar-benar mematuhi aturan tersebut.

Musk membeli Twitter dengan harga sekitar 44 miliar dolar AS pada Oktober 2022. Sejak itu, Twitter Corporation tidak lagi berdiri sebagai perusahaan tersendiri akibat merger dengan X Corp. Pada akhir Juli, Musk mengubah logo Twitter—dari yang tadinya berupa gambar burung biru—menjadi bentuk huruf X hitam-putih. 

Musk menjelaskan, logo baru tersebut melambangkan ketidaksempurnaan dalam diri kita semua yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang unik.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut