Pesan dari Upacara Pemakaman George Floyd
HOUSTON, iNews.id - Jasad George Floyd dimakamkan tepat di samping pusara ibunya di Houston, Texas, Amerika Serikat, Selasa (9/6/2020) waktu setempat. Kematian Floyd menjadi pengingat bahwa rasisme di Amerika Serikat masih mengerikan dan nyata.
Jasad Floyd yang disimpan di peti emas terlebih dulu disemayamkan dan didoakan di Gereja Fountain of Praise. Pihak gereja memberi kesempatan kepada para pelayat untuk melakukan penghormatan terakhir (memorial service) kepada mendiang Floyd selama enam jam.
Acara kebaktian pemakaman kemudian digelar secara tertutup namun disiarkan langsung melalui internet. Dalam kesempatan itu nampak hadir keluarga, kerabat serta sahabat Floyd. Sejumlah politisi dan selebritas juga terlihat hadir.
Jenzah Floyd dibawa ke peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Houston di Pearland menggunakan kereta kuda. Sepanjang perjalanan, para penduduk yang sudah menanti di pinggir jalan bersahutan meneriakkan namanya.
Floyd dikebumikan tepat di sampaing makam ibunya. Houston merupakan kota lahir Floyd, dia menghabiskan masa kecil di kota tersebut sebelum pindah ke Minneapolis untuk mencari pekerjaan.
Dalam upacara pelepasan jenazah, pemuka agama Nasrani sekaligus aktivis hak asasi manusia di Amerika Serikat, Pendeta Al Sharpton, menyebut kematian Floyd menjadi bukti bahwa sentimen warna kulit belum tuntas. Menurutnya, kematian Floyd merupakan momentum perbaikan kehidupan umat manusia.
"Engkau mengatakan ingin menyentuh dunia, kini Tuhan mengabulkannya. Namun, engkau tidak melakukannya di lapangan basket atau football. Tuhan memiliki rencana lain untukmu," kata Sharpton dikutip dari CNN International.
"Orang-orang di seluruh dunia bergerak karena namamu. Engkau menyentuh Afrika Selatan. Engkay menyentuh Inggris, engkau menyentuh seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat bahkan di tengah pandemi orang-orang rela turun ke jalan tanpa mempedulikan jaga jarak karena engkau telah menyentuh dunia."
"Meskipun jasadmu telah dimakamkan hari ini, gerakan ini tidak akan berhenti sampai ada keadilan. Sampai kita mendapat satu keadilan yang sama," lanjutnya.
George Floyd meninggal karena kehabisan napas setelah lehernya ditindih menggunakan lutut oleh seorang polisi Minneapolis, Derek Chauvin, dalam sebuah penangkapan atas dugaan peredaran uang palsu pada 25 Mei lalu.
Kepolisian Minneapolis kemudian menetapkan Derek Chauvin sebagai tersangka pembunuhan dan dipecat dari polisi. Dia disangkakan pembunuhan tingkat dua dan terancam hukuman penjara selama 40 tahun.
Editor: Arif Budiwinarto