Pesawat Pengebom AS Terbang di Atas Timur Tengah, Beri Pesan Keras untuk Iran
KAIRO, iNews.id – Angkatan Udara AS menerbangkan pesawat pengebom B-1B Lancer di atas jalur perairan utama di Timur Tengah. Pesawat itu juga dikawal oleh jet-jet tempur dari sekutu Amerika di kawasan tersebut.
Misi penerbangan tersebut dilakukan Amerika Serikat di tengah meningkatnya ketegangan negara itu dengan Iran. B-1B adalah pesawat pengebom supersonik yang mampu membawa muatan konvensional terberat dari semua pesawat militer AS.
Alarabiyah melaporkan, pesawat itu terbang di atas Teluk Aden, yang menjadi salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia. Berikutnya, pesawat militer itu melintasi Selat Bab al-Mandeb, salah satu rute kapal tanker terpenting di dunia.
Perjalanan lalu dilanjutkan di Laut Merah, Terusan Suez (salah satu jalur air tersibuk di dunia), Semenanjung Arabia, Selat Hormuz (jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia), dan Teluk Oman.
Dalam beberapa tahun terakhir, semua jalur maritim di Timur Tengah yang disebutkan di atas menjadi lokasi sejumlah peristiwa serangan terhadap pelayaran. Barat dan sekutunya pun mempersalahkan Iran atas berbagai serangan itu.
Selain itu, jalur perarian Timur Tengah tersebut juga menjadi lokasi serangan yang dianggap sebagai bagian dari perang bayangan antara Iran dan Israel. Namun, Teheran telah membantah terlibat dalam serangan-serangan itu.
Komando Pusat AS menyatakan, misi penerbangan pesawat pengebom B-1B kali ini dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang jelas tentang jaminan keamanan di kawasan Timur Tengah.
“Kami (AS dan para sekutu) lebih kuat bersama-sama. Kesiapan militer untuk kontingensi atau misi apa pun–mulai dari respons krisis hingga latihan multilateral hingga patroli kehadiran satu hari seperti ini–bergantung pada kemitraan yang andal,” kata Komandan Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie, dikutip Alarabiyah, Senin (1/11/2021).
Jet tempur dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Israel turut mengawal pesawat B-1B Lancer milik AS saat terbang di atas wilayah udara masing-masing.
Perundingan AS-Iran mengenai upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran telah terhenti selama berbulan-bulan, sejak terpilihnya Ebrahim Raisi sebagai presiden Iran pada Juni lalu. Amerika telah berulang kali menyatakan siap mengejar opsi lain jika diplomasi dengan Iran terus mengalami kebuntuan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil