Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump: Tak Ada Kekuatan Militer Bisa Kalahkan Angkatan Laut AS!
Advertisement . Scroll to see content

Profesor AS: Masuknya Ukraina ke NATO Dapat Memicu Perang Dunia

Rabu, 05 Oktober 2022 - 06:17:00 WIB
Profesor AS: Masuknya Ukraina ke NATO Dapat Memicu Perang Dunia
Bendera NATO (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Bergabungnya Ukraina  ke dalam aliansi NATO yang dipimpin AS bakal menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dunia. Hal itu juga dapat memicu terjadinya perang dunia, menurut mantan pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, Nicolai Petro.

“Langkah seperti itu akan menimbulkan bahaya terhadap perdamaian dan stabilitas global, bagaimanapun, sama sekali bukan jaminan bahwa itu tidak akan terjadi,” kata Petro kepada kantor berita Sputnik, Selasa (4/10/2022). 

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia mengharapkan NATO untuk mempercepat proses aksesi atau penerimaan negaranya ke dalam aliansi militer tersebut. Harapan itu disampaikan Zelensky menyusul aneksasi Rusia terhadap wilayah Donbas, Zaporizhzhia, dan Kherson di Ukraina.

Petro, yang dulu menjabat sebagai asisten khusus Deplu AS untuk kebijakan Uni Soviet di bawah Presiden George HW Bush, mengungkapkan bahwa rezim lemah di Kiev yang didukung Amerika Serikat memang sudah lama ingin bergabung dengan NATO. Keinginan tersebut menyusul penggulingan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis dalam kudeta pada Februari 2014.

“Keanggotaan NATO ini diwajibkan oleh amendemen Konstitusi Ukraina oleh pendahulu Zelensky (Petro Poroshenko). Dari perspektif NATO, hal itu bahkan kurang masuk akal hari ini daripada saat itu,” kata Petro, yang kini menjadi profesor Ilmu Politik di Universitas Rhode Island.

Poroshenko adalah presiden Ukraina yang memimpin tahap pertama perang Rusia-Ukraina pada 2014, saat Krimea dianeksasi oleh Moskow. Poroshenko yang didukung Barat, naik ke tampuk kekuasaan setelah menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia.

Saat berbicara di depan umum, para pejabat tinggi AS dan NATO tampaknya enggan menunjukkan dukungan langsung atas permintaan Zelensky untuk bergabung dalam aliansi militer itu. Pada Jumat (30/9/2022) lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, cara terbaik bagi Barat untuk mendukung Ukraina adalah memang di medan perang. Namun, dia menyarankan bahwa NATO akan mempertimbangkan tawaran Kiev di lain waktu.

Akan tetapi, pemerintah dari sembilan anggota NATO di Eropa Timur telah mengeluarkan seruan bersama agar aliansi tersebut menerima Ukraina. Dokumen berisi seruan tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik Ceko, Rumania, Estonia, Latvia, Lithuania, Makedonia Utara, Montenegro, Polandia, dan Slovakia. Ironisnya, sebagian dari negara-negara itu adalah bekas sekutu Rusia (dulu bernama Uni Soviet) dalam Pakta Warsawa alias Blok Timur semasa Perang Dingin.

Petro mengatakan, upaya luas telah dilakukan untuk mempersiapkan publik negara-negara Barat agar mendukung aksesi Ukraina ke NATO, meskipun hal itu dapat memicu konflik global yang membawa bencana.

“Pekerjaan intelektual terkait persiapan ini sudah dilakukan untuk ‘menormalkan’ perang dunia. Singkatnya begini, karena kita sudah berperang, apa pentingnya mengakuinya?” ujarnya.

Dalam konteks ini, kata Petro, keanggotaan langsung NATO untuk Ukraina dapat dengan mudah dibenarkan sebagai “keadaan luar biasa”. Dengan cara itu, pelanggaran prosedur akan dibenarkan sebagai kebutuhan kemanusiaan, yang juga telah meletakkan dasar dengan merujuk kekejaman Rusia di masa lalu. 

“Mengingat rekam jejak ini, pendukung keanggotaan NATO jalur cepat akan berpendapat bahwa keanggotaan akan berfungsi untuk melindungi warga sipil Ukraina dari kekejaman Rusia di masa depan,” ucapnya.

Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan kepada Presiden Polandia Andrzej Duda bahwa negaranya mengandalkan bantuan Warsawa agar bisa bergabung dengan NATO.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut