TEHERAN, iNews.id – Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden baru Iran untuk menggantikan Hassan Rouhani yang bakal habis masa jabatannya. Dia berhasil mengungguli para pesaingnya di Pilpres 2021.
CNN melaporkan, sampai pukul 15.00 WIB, surat suara yang sudah dihitung oleh Kantor Pemilu Iran sudah mencapai 90 persen. Hasilnya, Raisi meraup 17,8 juta suara, disusul oleh capres konservatif Mohsen Rezaei sebanyak 3,3, juta suara. Sementara, satu-satunya kandidat berhaluan moderat di pilpres kali ini, Abdolnaser Hemmati mengantongi 2,4 juta suara.
Ledakan Dahsyat Delhi Merupakan Bom Bunuh Diri, Terduga Pelaku Dokter Umar Mohammad
Adapun tingkat partisipasi pemilih di Pemilu Iran 2021 hanya sekitar 48 persen. Angka itu jauh lebih rendah dari jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya pada Pemilu 2017—yang tingkat partisipasinya mencapai lebih dari 70 persen.
Raisi dikenal sebagai rekan dekat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dia memainkan peran utama selama beberapa dekade dalam proses penuntutan tahanan politik di negara itu.
Benjamin Netanyahu Lengser dari Kursi PM Israel, Begini Respons Iran
Pada 1988, Raisi menjadi bagian dari “panel maut”. Panel itu terdiri atas empat orang yang bertugas mengawasi eksekusi massal 5.000 tahanan politik Iran, menurut laporan sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM).
Dia menjabat ketua Mahkamah Agung Iran sejak 7 Maret 2019 sampai sekarang. Selama dua tahun memegang posisi puncak lembaga yudikatif di negeri itu, penegakan hukum di Iran berjalan sangat represif terhadap perbedaan pendapat. Media Barat pun menilai banyak pelanggaran HAM terjadi di bawah kepemimpinannya.
Presiden Rusia Putin Bantah Kirim Satelit Canggih ke Iran yang Bisa Mata-matai Israel
Raisi lahir di Kota Mashhad pada 14 Desember 1960. Orang tuanya adalah ulama Syiah Persia.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku