Profil JD Vance, Cawapres Pilihan Donald Trump yang Dulu Pernah Jadi Pengkritiknya
Menjadi kritikus Trump
Menurut laporan CNN, Vance pernah menyukai sejumlah tweet alias cuitan di media sosial Twitter (sekarang bernama X) pada 2016 dan 2017 yang mengkritik keras Trump beserta kebijakannya. Vance juga kedapatan menyukai tweet yang mengatakan Trump melakukan “pelecehan seksual berantai,” menyebut sang presiden sebagai “salah satu selebritas AS yang paling dibenci, jahat, dan bodoh.”.
Sementara Reuters melansir, Vance bahkan pernah membandingkan Trump dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Pada Februari 2016, Vance secara pribadi bertanya-tanya apakah Trump adalah “Hitlernya Amerika”. Beberapa bulan kemudian dia menulis di The Atlantic bahwa Trump adalah “candu budaya.” Vance juga mengatakan dia bahkan mempertimbangkan untuk memilih Hillary Clinton pada 2016—yang ketika itu bersaing dengan Trump untuk memperebutkan kursi presiden AS.
Dia juga pernah mengkritik keras tanggapan Trump terhadap aksi unjuk rasa kelompok nasionalis kulit putih yang mematikan pada 2017 di Charlottesville, Virginia. Kini, aksi demonstrasi oleh para pendukung neonazi itu malah dibela oleh Vance terhadap Trump.
KFile CNN juga sebelumnya melaporkan bahwa Vance menghapus sejumlah tweetnya yang bernada anti-Trump, sebelum mengumumkan untuk mencalonkan diri sebagai senator Ohio pada Juli 2021.
Jadi senator
Menjadi senator baru dari Ohio sejak Januari 2023, Vance memenangkan pemilu pada 2022 setelah menerima dukungan Trump. Dia berhasil menyingkirkan sejumlah pesaing yang elektabilitasnya menurut hasil survei justru lebih baik daripadanya. Vance juga didanai secara besar-besaran oleh raja teknologi AS yang juga pendukung Trump, Peter Thiel.