Rodrigo Duterte Sebut Belum Ada yang Pantas Menggantikannya sebagai Presiden Filipina
MANILA, iNews.id - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut saat ini belum melihat figur yang pantas menggantikannya sebagai pemimpin dalam pemilihan umum (pemilu) tahun depan.
Beberapa nama muncul dalam bursa pilpres Filipina 2022, seperti orang dekatnya senator Christopher Go serta putrinya yang kini menjabat Wali Kota Davao, Sara Duterte Carpio.
Dalam wawancara khusus dengan Pastor Apollo Quiboloy di stasiun televisi SMNI, Duterte menegaskan belum ada yang pantas menggantikannya.
"Tidak ada, Pastor. Tidak ada, saya belum melihat ada orang yang pantas," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Philippine Daily Inquirer, Rabu (9/6/2021).
Duterte harus meletakkan jabatannya pada Juni 2016 setelah menjabat 6 tahun. Aturan di Filipina tak memungkinkan presiden menjabat dua periode.
Oleh karena itu, mau tidak mau, Duterte harus menyerahkannya kepada siapa pun pemenang pilpres.
Partai politik tempat Duterte bernaung, PDP-Laban, pada 31 Mei mengeluarkan keputusan yang memerintahkannya untuk maju sebagai wakil presiden.
Namun dalam wawancara, Duterte menegaskan tak mau menjadi wapres dengan alasan ingin pensiun. Oleh sebab itu, dia harus memilih salah satu dari capres yang ada, namun belum menentukannya.
"Situasinya sulit karena saya akan pensiun dan saya akan memilih calon presiden. Jika salah satu dari mereka menang, mereka akan mengatakan 'Ini hanya cara untuk bisa berkuasa'. Jadi saya menolaknya," kata Duterte, seraya menambahkan akan beristirahat di kampung halaman, Davao, setelah pensiun.
Duterte juga menegaskan penolakan putrinya, Sara, untuk maju dalam pencalonan. Hal itu dia sampaikan berkali-kali kepada putrinya.
"Tadi malam, ketika saya tiba, saya berbicara dengan Inday (panggilan Sara). Saya benar-benar berbicara dengannya tadi malam, jangan mencalonkan diri. Jangan pernah, pernah, melakukan kesalahan dengan mencalonkan diri sebagai presiden," katanya.
Sara masih menduduki posisi teratas dalam polling calon presiden baru-baru ini.
Editor: Anton Suhartono