Rusia dan Belarusia Kembali Latihan Perang dengan Senjata Nuklir Taktis
Khrenin menegaskan, Minsk tidak mempunyai maksud untuk menciptakan ketegangan dalam masalah keamanan regional. Pihaknya juga tidak ingin menebar ancaman militer terhadap negara lain atau siapa pun.
"Kami adalah negara yang damai, kami tidak mengancam atau melakukan konfrontasi dengan siapa pun, namun kami akan tetap berhati-hati dan waspada!"
Tahun lalu, Putin dan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengumumkan bahwa Rusia telah menempatkan beberapa senjata nuklir taktisnya ke Belarusia. Senjata itu berupa hulu ledak yang dirancang untuk digunakan di medan perang, bukan senjata strategis jarak jauh yang dimaksudkan untuk memusnahkan seluruh kota musuh.
Beberapa analis Barat percaya bahwa senjata nuklir taktis menjadi semakin penting dalam pemikiran militer Moskow sejak dimulainya perang di Ukraina. Pasalnya, kekuatan konvensional Rusia mengalami kesulitan dalam dua tahun pertama.
Secara teori, penggunaan senjata nuklir taktis dapat memberikan kejutan besar bagi negara-negara Barat tanpa harus memicu perang nuklir besar-besaran, meskipun risiko memicu siklus eskalasi akan sangat besar. Sejak hari pertama perang, Putin telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat tentang ukuran dan kekuatan persenjataan nuklir Rusia.
Belum ada informasi langsung dari Rusia mengenai latihan dengan Belarusia, meski Moskow telah mengumumkan sebelumnya bahwa latihan tersebut akan dilakukan.
Latihan fase pertama bulan lalu diadakan di Wilayah Akhtubinsk, Rusia Selatan, melibatkan rudal Iskander dan Kinzhal.
Editor: Ahmad Islamy Jamil