Sepak Terjang Mohammed bin Salman, Pangeran yang Ubah Arab Saudi Jadi Negara Modern
JAKARTA, iNews.id - Mohammed bin Salman (MBS), putra mahkota atau pewaris takhta kerajaan Arab Saudi, merupakan sosok utama di balik modernisasi di negara Teluk tersebut. Putra Raja Salman bin Abdulazis Al Saud kelahiran 31 Agustus 1985 itu ditunjuk menjadi putra mahkota pada 21 Juni 2017.
Sejak muda, MBS sudah tertarik kepada dunia politik dan sistem pemerintahan. Berstatus sebagai anak raja, MBS banyak belajar mengenai cara-cara komunikasi yang baik kepada para pejabat tinggi.
Dia melakukan segala tindakan dengan sangat hati-hati agar tidak menciptakan kegaduhan yang bisa mencoreng citra keluarga. Usai lulus dari Fakultas Hukum Universitas King Saud, Riyadh, pada 2007, MBS mulai merintis usaha.
Melansir Britannica, dia mendirikan perusahaan dan organisasi nirlaba. Tujuannya untuk mempromosikan kewirausahaan di lingkup kerajaan. Dua tahun kemudian dia didapuk menjadi penasihat ayahnya, yang saat itu masih menjadi gubernur Riyadh.
Sepak terjang MBS semakin terlihat ketika dia diberi amanah sebagai Menteri Pertahanan pada Januari 2015. Saat itu ayahnya sudah menjadi raja, menggantikan Raja Abdullah yang meninggal dunia.
Baru beberapa bulan menjabat, MBS sudah melakukan intervensi militer dalam perang saudara di Yaman. Selain itu, MBS juga diposisikan di perusahaan minyak negara, Aramco. Kemudian pada Februari 2022, MBS memindahkan 4 persen saham Saudi Aramco senilai 80 miliar dolar ke dana kekayaan kerajaan.
MBS juga pemrakarsa Visi Saudi 2030 yang bertujuan membawa Arab Saudi menjadi lebih modern. Rencana ini digaungkan demi mengurangi ketergantungan negara itu pada minyak serta bagian dari diversifikasi ekonomi.
Untuk memuluskan visi tersebut, MBS melakukan perubahan mendasar di Saudi, termasuk memperlonggar atura-aturan yang sebelumnya dianggap ketat. Dengan begitu pandangan publik internasional terhadap Saudi diharapkan bisa berubah.
Satu hal yang paling mencolok dari Visi Saudi 2030, para perempuan yang semula terikat aturan-aturan konsevatif, kini diberi kebebasan. Pada 2017, para perempuan Saudi diperbolehkan menyetir mobil. Mereka juga diperbolehkan keluar rumah tanpa ditemani wali. Sebelumnya, Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang tidak memperbolehkan perempuan menyetir sendiri. Selain itu, sekarang semakin banyak pula perempuan yang memiliki posisi di pemerintahan.