Sudan Akui Butuh Israel, tapi Masih Ingin Perjuangkan Hak Palestina
Pernyataan Jenderal Daglo didorong upaya Amerika Serikat untuk menekan negara-negara kawasan Arab, termasuk Sudan agar menormalisasi hubungan dengan Israel dengan imbalan bantuan keuangan dan penghapusan dari daftar 'negara teroris'.
Sementara itu, pemerintah Islam Sudan mengumumkan menentang rencana Khartoum menormalisasi hubungan Israel.
Media lokal menyebut penentangan tersebut merupakan Fatwa Islam--opini hukum berdasarkan hukum Islam--yang dikeluarkan kelompok Islam setelah mencuatnya kabar Sudan-Israel akan seger menormalisasi hubungan diplomatik.
Amerika Serikat menyebut Sudan sebagai negara potensial menjalin hubungan diplomatik dengan Israel mengikuti jejak Uni Emirat Arab yang memperbaiki hubungan dengan negara Yahudi pada Agustus kemudian disusul Bahrain pada September.
Pejabat Israel telah lama menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Sudan, tempat kelahiran resolusi Liga Arab tahun 1967 yang terkenal menentang perdamaian dan normalisasi dengan Israel.
Pembicaraan antara perwakilan Israel, Sudan dan Amerika Serikat sebagai mediator telah berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan kemarin untuk mencari terobosan normalisasi.
Delegasi Sudan yang dipimpin oleh kepala negara Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menyebut pembicaraan berjalan "jujur dan adil" tapi dia tidak merinci isi pertemuan.
Editor: Arif Budiwinarto