Temuan Paling Unik di Dunia, Ada Permakaman Kuno Khusus Binatang Peliharaan

4. Candi Borobudur

Objek wisata populer dari Magelang, Jawa Tengah, Indonesia ini, memperlihatkan keagungan sebuah bangunan bercorak Budha yang dikenal hingga mancanegara. 

Candi ini pun masuk ke dalam catatan tujuh keajaiban dari UNESCO. Candi ini ditemukan oleh seorang penjajah dari Inggris bernama Sir Thomas Stamford Raffles pada 1811 masehi.

Bangunan ini merupakan tempat suci agama Budha yang dibangun tahun 800-an masehi sebagai bentuk penghormatan kepada para raja yang telah bertemu dengan para dewa.

5. Manusia Kerdil

Hobbit atau manusia kerdil telah ditemukan di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Pulau Flores pada 2003 silam. Fosil dengan nama Homo Floresiensis ini oleh peneliti dijuluki 'The Hobbit'. 

Tulang belulang yang pertama kali ditemukan berjenis kelamin perempuan dewasa dengan tinggi badan mencapai 1.06 meter. Diperkirakan dia berumur 30 tahun.

Pada dasarnya para ilmuwan meyakini fosil ini merupakan milik manusia dengan kelainan mikrosefali yaitu berciri ukuran kepala lebih kecil dari manusia lainnya. Namun setelah temuan serupa lainnya ditemukan, menandakan adanya jenis manusia kerdil atau the hobbit ini.

6. Situs Purbakala Sangiran

Situs Purbakala Sangiran merupakan tempat penemuan manusia purba dan penemuan benda benda kuno. Bertempat di Kabupaten Sragen serta Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. 

Tempat ini diurus oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP Sangiran) yang tergolong dalam Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kemendikbud. Tempat ini masuk dalam warisan budaya dunia UNESCO pada 1996 dengan julukan 'The Sangiran Early Man Site'.

Pada awalnya, tempat ini ditemukan oleh seorang arkeolog bernama Von Koenigswald dari Belanda pada 1934. Saat itu dia berhasil menemukan alat dari batu yang digunakan manusia purba.

Selang dua tahun kemudian, tepatnya 1936, ditemukannya tulang belulang seperti Homo erectus, fosil hewan dan lain sebagainya.

Demikian temuan paling unik di dunia. Sangat menarik bukan untuk menjadi bahan referensi bacaan kalian?

Editor: Umaya Khusniah