Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina dalam Demo Menolak Permukiman Tepi Barat
TEPI BARAT, iNews.id - Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina berusia 15 tahun dalam insiden bentrokan di Tepi Barat. Namun, militer Israel membantah pasukannya menggunakan senapan berisi peluru tajam.
Warga Palestina terlibat bentrokan dengan militer Israel di Tepi Barat yang dikuasai Negara Yahudi pada Jumat (4/12/2020). Protes mingguan itu menentang permukiman Israel di Desa Al-Mughayyir dekata Ramallah.
Pejabat Palestina mengatakan dalam insiden tersebut militer Israel melepaskan tembakan merespons lemparan batu warga Palestina.
Seorang remaja terkena peluru tajam di perutnya, nahas dia meninggal dunia usai mendapat perawatan di rumah sakit Kota Ramallah, Palestina
"Kejahatan buruk ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Kementerian Luar Negeri Palestia dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Sabtu (5/12/2020).
Juru bicara militer Israel membantah penggunaan peluru tajam yang menewaskan seorang remaja Palestina. Mereka mengatakan tentara telah menggunakan apa yang digembarkan sebagai cara pembubaran kerusuhan.
"Tembakan peluru karet untuk menghadapi puluhan warga Palestina yang melempar batu ke arah kami dan mencoba menggulingkan batu dan membakar ban ke kendaraan Israel," kata jubir militer Israel.
"Laporan penggunaan tembakan langsung selama kerusuhan tidak benar, dan klaim tentang sejumlah perusuh yang terluka dan satu tewas diketahui," lanjutnya.
Misi PBB di Timur Tengah kutuk tindakan Israel
Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan dia terkejut dengan pembunuhan tersebut serta mendesak Israel melakukan investigasi internal standar operasional militer menangani demonstran.
"Israel harus dengan cepat dan independen menyelidiki insiden yang mengejutkan dan tidak dapat diterima ini," tulis Mladenov dalam Tweet-nya.
Palestina ingin mendirikan negara di Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Orang-orang Palestina, yang memiliki pemerintahan sendiri terbatas di Tepi Barat, mengatakan permukiman Israel di sana akan mencegah mereka sebagai negara yang layak. Banyak negara akan melihat daerah kantong itu sebagai penghalang perdamaian dan ilegal menurut hukum internasional.
Israel membantah hal ini, dengan alasan kebutuhan keamanan serta hubungan alkitabiah dan sejarah dengan tanah tersebut. Pembicaraan damai Israel-Palestina gagal pada 2014.
Editor: Arif Budiwinarto