Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : iOS 13 Peringatkan Pengguna soal Potensi Risiko Privasi saat Gunakan Facebook
Advertisement . Scroll to see content

Terjerat Skandal Data Facebook, Cambridge Analytica Akhirnya Tutup

Kamis, 03 Mei 2018 - 09:51:00 WIB
Terjerat Skandal Data Facebook, Cambridge Analytica Akhirnya Tutup
Ilustrasi Cambridge Analytica.
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Cambridge Analytica (CA), perusahaan analisis asal Inggris, mengumumkan akan menutup dan akan mengajukan bankrut ke Inggris dan Amerika Serikat (AS), Rabu (2/5). Keputusan ini diambil setelah mereka gagal memulihkan diri dari skandal data Facebook.

Salah satu kasus terberat, Cambridge Analytica menghadapi tuduhan terkait kampanye kepresidenan Donald Trump. Muncul tuduhan Cambridge Analytica meretas hingga 87 juta data pengguna Facebook.

Perusahaan itu sempat menyebut difitnah dengan banyak tuduhan tak berdasar sehingga menghancurkan bisnis. Cambridge Analytica tidak memiliki alternatif, kecuali memutuskan tutup.

"Kendati kepercayaan Cambridge Analytica kuat bahwa karyawannya sudah bertindak secara etis dan sah, serangan liputan media membuat hampir semua pelanggan dan pemasok perusahaan pergi," demikian pernyataan Cambridge Analytica, seperti dilaporkan AFP, Kamis (3/5/2018).

Berafiliasi dengan Kantor Komunikasi Strategis Inggris (SCL), Cambridge Analytica memiliki kantor antara lain di London, New York, Washington, Brasil, dan Malaysia.

Perusahaan ini menarik perhatian setelah mantan ahli strategi kampanye Trump, Steve Bannon, dilaporkan pernah duduk sebagai dewan dan dibiayai  15 juta dolar oleh miliarder AS sekaligus donatur Partai Republik, Robert Mercer.

Cambridge Analytica pertama kali terlibat skandal ketika seorang mantan analisnya yang berasal dari Kanada, Christopher Wylie (28), mengaku membuat profil psikologis puluhan juta pengguna Facebook melalui aplikasi prediksi kepribadian.

Kemudian berbagai bukti muncul dan menarik perhatian para politisi dan regulator di seluruh dunia.

Saat krisis semakin gencar, bos Facebook Mark Zuckerberg terpaksa meminta maaf kepada miliaran penggunanya di tengah-tengah maraknya kasus tersebut.

Zurckerberg juga muncul di hadapan Kongres AS selama dua hari dan berjanji merombak cara Facebook membagikan data penggunanya.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut