Trump: Amerika Bisa Ledakkan Dunia 150 Kali dengan Nuklir, Singgung Rusia dan China
Seruan Denuklirisasi, tapi Bernada Ancaman
Menariknya, di tengah retorika kerasnya, Trump juga menyebut perlunya pembahasan denuklirisasi global. Dia mengaku sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mengenai pengurangan senjata nuklir.
“Kita memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain. Saya kira kita harus melakukan sesuatu tentang denuklirisasi,” kata Trump.
Namun tak lama kemudian, dia kembali menegaskan betapa dahsyatnya kekuatan nuklir AS.
“Kita memiliki cukup senjata nuklir untuk meledakkan dunia 150 kali. Rusia memiliki banyak senjata nuklir, dan China akan memiliki lebih banyak lagi,” ujarnya.
Kekuatan Nuklir Dunia Masih Tak Seimbang
Pernyataan Trump itu kembali menyoroti fakta bahwa AS dan Rusia masih menguasai sekitar 90 persen dari total senjata nuklir dunia. Menurut data lembaga riset internasional SIPRI, kedua negara tersebut masing-masing memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir aktif dan cadangan.
Sementara China, yang terus meningkatkan kapasitas militernya, kini disebut memiliki sekitar 500 hulu ledak, dengan potensi meningkat dua kali lipat pada dekade mendatang.
Pernyataan Trump tentang kemampuan AS meledakkan dunia 150 kali menunjukkan bagaimana isu nuklir kembali menjadi alat retorika politik di Washington. Di tengah ketegangan global yang meningkat, sikap Trump dinilai sebagai pesan peringatan bagi Rusia, China, dan Korea Utara, sekaligus penegasan bahwa Amerika Serikat masih memegang kendali atas kekuatan militer paling mematikan di planet ini.
Namun bagi banyak pengamat, ancaman seperti itu justru menimbulkan kekhawatiran baru, perlombaan senjata nuklir dunia bisa kembali memanas, membawa dunia semakin dekat ke ambang krisis yang pernah dihindari selama Perang Dingin.
Editor: Anton Suhartono