Ukraina Terapkan Darurat Militer, Laki-Laki Rusia Dilarang Masuk
KIEV, iNews.id - Pemerintah Ukraina melarang laki-laki Rusia untuk memasuki negara tersebut setelah penerapan darurat militer. Namun, akan ada pengecualian, seperti untuk kepentingan "kemanusiaan" seperti jika menghadiri pemakaman.
Peraturan itu diterapkan setelah Presiden Petro Poroshenko bertemu dengan para pejabat keamanan senior Ukraina di ibu kota Kiev, Jumat (30/11/2018).
Melalui Twitter, Poroshenko mengatakan larangan dimaksudkan untuk mencegah pembentukan apa yang dia sebut "tentara swasta" di Ukraina.
Istilah tersebut mengacu ke unit-unit separatis yang didukung Rusia, yang dibentuk pada April 2014, untuk melawan tentara Pemerintah Ukraina di kawasan timur.
Kepala badan layanan perbatasan, Petro Tsygykal, mengatakan larangan ini berlaku bagi laki-laki berusia 16 hingga 60 tahun.
Poroshenko juga menyebut akan ada pengetatan pendaftaran bagi warga Rusia yang berada di wilayah-wilayah darurat militer.
Pada Selasa (27/11), Poroshenko memperingatkan ancaman "perang terbuka" dengan Rusia.
"Jumlah tank-tank Rusia di sejumlah pangkalan di sepanjang perbatasan kami, meningkat tiga kali lipat," kata Poroshenko.
BBC melaporkan, pelarangan ini bisa berdampak besar terhadap perjalanan lintas perbatasan antara kedua negara, yang biasanya ramai pada musim libur akhir tahun dan mungkin akan dibalas dengan aksi serupa oleh Rusia.
Sejauh ini, belum ada respons serupa dari Pemerintah Rusia.
"Rusia tidak berencana menerapkan pelarangan serupa karena bisa membuat persoalannya menjadi makin tak terkendali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Darurat militer diterapkan di 10 kawasan, sebagian besar yang berbatasan dengan Rusia, hingga 26 Desember.
Kebijakan pelarangan masuknya laki-laki Rusia ke Ukraina diterapkan setelah Rusia menahan tiga kapal dan 24 awak Ukraina di Laut Hitam, pada Minggu (25/11/2018).
Pemerintah Ukaraina menyebut tindakan Rusia tidak sesuai dengan hukum internasional, sedangkan Rusia mengatakan kapal-kapal Ukraina memasuki wilayah mereka.
Ini merupakan insiden paling serius di antara kedua negara, sejak Rusia mencaplok kawasan di semenanjung Ukraina pada Maret 2014.
Editor: Nathania Riris Michico