Wow, Perusahaan Pertahanan Rusia Raup Pendapatan Fantastis meski Dihujani Sanksi Amerika Cs
STOCKHOLM, iNews.id - Meski dihujani sanksi ekonomi dan embargo teknologi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya, perusahaan-perusahaan pertahanan Rusia justru mencatat kenaikan pendapatan signifikan selama 2024.
Laporan terbaru Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan, dua raksasa pertahanan Rusia, Rostec dan United Shipbuilding Corporation, meraih pendapatan gabungan 31,2 miliar dolar AS, meningkat 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan ini terjadi di tengah gempuran sanksi Barat yang bertujuan melemahkan kemampuan industri militer Rusia setelah invasi ke Ukraina. Namun data SIPRI justru memperlihatkan bahwa kebutuhan perang berkepanjangan dan percepatan produksi persenjataan membuat industri pertahanan Rusia tetap tumbuh dan bertahan.
Permintaan Tinggi akibat Medan Perang Ukraina
Perang yang telah berlangsung sejak 2022 membuat Rusia membutuhkan suplai senjata, amunisi, kendaraan tempur, dan sistem pertahanan dalam jumlah besar. Hal ini yang menjadi motor utama pendapatan Rostec dan United Shipbuilding Corporation, dua perusahaan yang bertanggung jawab memproduksi berbagai peralatan penting bagi militer Rusia.
Rostec, misalnya, memproduksi helikopter, sistem pertahanan udara, elektronik militer, hingga amunisi. Sementara United Shipbuilding menjadi pemasok utama kapal militer dan kapal selam untuk Angkatan Laut Rusia.
Keduanya menjadi tulang punggung modernisasi persenjataan Rusia, meski akses terhadap komponen teknologi Barat telah dibatasi secara ketat.
Sanksi Barat Tak Redam Produksi
SIPRI mencatat, meningkatnya pendapatan Rusia terjadi meskipun negara itu menjadi sasaran sanksi terberat dalam sejarah modern. Pemutusan akses perbankan internasional, pembatasan teknologi dual-use, hingga larangan ekspor komponen canggih faktanya tidak menghentikan roda produksi industri pertahanan Rusia.
Produsen Rusia disebut tetap mampu menemukan jalur pengadaan alternatif melalui negara-negara mitra, memperkuat produksi dalam negeri, serta mengalihkan strategi logistik untuk mengatasi sanksi.
Rusia Tetap Jadi Kekuatan Industri di Tengah Isolasi
Peningkatan pendapatan Rostec dan United Shipbuilding Corporation menegaskan satu hal: upaya Barat untuk menekan industri pertahanan Rusia belum menghasilkan dampak signifikan. Sebaliknya, Moskow justru memperbesar kapasitas produksinya dan memperkuat ketahanan industri militernya.
Selama perang Ukraina masih berlangsung dan kebutuhan senjata tetap tinggi, analis SIPRI memperkirakan industri pertahanan Rusia akan terus mencatat pertumbuhan, terlepas dari sanksi yang dijatuhkan Amerika Cs.