8 Fakta Kematian Mahasiswa UI Akseyna di Danau Kenanga, 9 Tahun Jadi Misteri
JAKARTA, iNews.id - Polres Metro Depok kembali mengusut kematian mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori alias Ace yang jasadnya ditemukan di Danau Kenangan pada 2015 lalu. Peristiwa itu masih menjadi misteri selama sembilan tahun.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana menyebut pihaknya sudah beraudiensi dengan UI dan keluarga korban. Menurutnya, proses penyidikan tak dimulai dari awal melainkan tinggal melanjutkan.
"Yang kita sampaikan adalah kejadian ini sudah memakan waktu kurang lebih sembilan tahun. Cuma dalam prosesnya, tentu penyidikan di awal ini tidak sempurna, itulah sebabnya masih belum terungkap, maka kita berupaya menyempurnakan dengan mengoreksi penyidikan terdahulu dengan keadaan sekarang," kata Arya di Mapolres Metro Depok, Rabu (5/6/2024).
Berikut fakta-fakta kematian Akseyna sebagaimana iNews.id rangkum.
1. Jenazah Ditemukan 26 Maret 2015
Jenazah Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga pada 26 Maret 2015. Luka memar ditemukan pada tubuhnya.
Selain itu, ditemukan batu dalam tas ransel dan diikatkan melilit leher korban. Tas itu menyebabkan jenazah Akseyna tenggelam dalam danau.
2. Akseyna Dikenal Tertutup
Yasman, ketua Departemen Biologi FMIPA UI saat itu, mengungkapkan Akseyna dikenal sebagai mahasiswa yang tertutup. Dia jarang bercerita kepada teman-temannya.
Hanya saja, dia mengakui Akseyna sebagai mahasiswa yang pintar. "Dori ini dikenal anak pintar yang introver atau tertutup. Teman-temannya enggak banyak tahu," kata Yasman.
3. Sempat Hilang Kontak pada 21 Maret 2015
Orang tua Akseyna, kata Yasman, sempat hilang kontak dengan Akseyna pada 21 Maret 2015. Tetapi pada Minggu 22 Maret, teman Akseyna menginap di kos.
"Teman dekatnya menginap di kos Kukusan, Minggu 22 Maret. Lalu, Senin sempat masuk kuliah," ungkap Yasman.
Hingga akhirnya pada Selasa dan Rabu, Dori menghilang tidak masuk kuliah. Kemudian puncaknya pada Kamis 25 Maret 2015 jenazah Akseyna ditemukan di Danau Kenanga UI.
4. Surat Wasiat di Kos Akseyna
Polisi mendatangi tempat kos Akseyna di Kukusan, Beji, Depok. Ditemukan surat wasiat yang ditempel di tembok kamar dengan paku.
Surat wasiat itu ditulis tangan dan kurang begitu jelas. Selain itu, dalam tulisan tersebut juga terdapat sejumlah coretan.
Intinya, penulis surat wasiat itu meminta semua pihak jangan mengharapkannya kembali dan meminta maaf.
"Betul, kami temukan surat wasiat di kamar kostnya, pakai Bahasa Inggris menempel di dinding," kata Kapolsek Beji Kompol Ni Gusti Ayu Supiyati, Selasa (31/3/2015).
5. Akseyna Sering Melamun Sebelum Ditemukan Tewas
Pengelola kos tempat Akseyna tinggal, Edi Sukardi, mengatakan korban sosok yang pendiam. Terkadang tatapannya terlihat kosong.
"Sikap sehari-harinya pendiam, kadang terlihat kusut enggak tahu apa masalahnya kalau memang bunuh diri, walaupun kami sudah seperti orangtua kedua di sini tapi kan kami enggak perhatikan tiap anak satu-satu," ungkapnya.
Menurut dia, teman-teman di lingkungan kos Akseyna juga mengungkapkan almarhum lebih murung dan sering melamun sepekan sebelum tewas. Namun, Akseyna dikenal tipe orang yang tak pernah curhat.
"Teman kamarnya yang berhadap-hadapan bilang belakangan sepekan kadang-kadang suka bengong, kadang-kadang diam. Rencananya kami akan doa bersama di kost doakan almarhum semoga terungkap," jelasnya.
6. Polisi Pastikan Kematian Akseyna Tak Wajar
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Krishna Murti mengatakan kematian Akseyna tidak wajar. Berdasarkan hasil gelar perkara, Akseyna tewas diduga bukan karena bunuh diri.
"Bahwa benar yang bersangkutan mati tidak wajar, mati tidak wajar disebabkan beberapa hal, bisa saja bunuh diri. Namun dari hasil gelar ulang kami, kami menduga mati tidak wajar tersebut bukan karena bunuh diri," ujar Krishna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/5/2015).
Dalam olah perkara, polisi menemukan luka di bagian wajah remaja tersebut.
"Karena ada luka fisik di wajah yang bersangkutan, luka fisik. Kalau dia bunuh diri, harusnya mulus, meskipun hasil autopsi ada air di paru-parunya kalau dia tenggelam," tuturnya.
7. Polisi Sempat Menemukan Titik Terang
Polisi mendapat petunjuk baru atas kematian Akseyna. Motif terkait insiden itu mulai terlihat.
"Penyidik merangkai keterangan saksi dan petunjuk, motifnya mulai kelihatan," kata Krishna Murti di Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Krishna mengatakan, penyidik melakukan pemeriksaan audit forensik terhadap handphone salah satu saksi yang telah diperiksa.
"Tertulis dari hasil audit forensik terhadap HP salah satu saksi. Dari situ ada kalimat yang kita dalami, berupa note bentuknya," imbuhnya.
Kemudian, kata Krishna, pesan tersebut bukan pesan yang disebarluaskan. Bentuknya semacam catatan yang ditulis oleh orang di lingkaran dekat Akseyna di dalam ponsel.
"Banyak barang diaudit forensik, laptop diaudit forensik, HP di audit forensik. Kita lakukan scientific investigation. Dari situ ada kalimat yang ingin diselidiki," jelas Krishna.
8. Ayah Akseyna Yakin Anaknya Dibunuh
Ayah Akseyna, Mardoto, yakin kepergian anaknya itu karena dibunuh. Dia menduga pelakunya merupakan orang dekat Akseyna.
"Artinya pelaku orang yang mengenal dan dikenal anak saya. Kemungkinan dari kami begitu," kata Mardoto saat dihubungi, Senin (27/3/2017).
Bukan tanpa alasan, Mardoto menjelaskan, semasa hidupnya, Akseyna merupakan anak yang pendiam serta tidak memiliki musuh.
"Dari pihak keluarga kami juga melihat tak ada masalah dengan orang lain. Jadi kami lihat kemungkinan besar, karena ada di dalam UI dan berada di lingkungan kampus, kalau enggak di dalam kampus ya di kos," papar Mardoto.
Editor: Rizky Agustian