Anies Sebut Wisma Atlet Akan Jadi Monumen Sejarah Pandemi Covid-19
Generasi selanjutnya pun belum tentu merasakan bagaimana pandemi covid-19 di Indonesia ini. Maka itu, buku "Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi" pun menjadi suatu kumpulan dokumentasi yang mana bisa menjadi suatu buku sejarah di kemudian hari saat pandemi covid-19 telah berakhir.
"Tak kalah penting, ini kumpulan dokumentasi yang mungkin ketika dibaca anak cucu kita menjadi sesuatu yang luar biasa. Inilah namanya menciptakan catatan sejarah dalam bentuk imaji, gambar, dan dalam bentuk narasi lalu memberikan ruang pada tiap pikiran untuk mengembangkan narasinya sendiri sesuai pengalamannya masing-masing," tuturnya.
Sebab, kata dia, buku itu berisi foto, gambar, dan narasi yang menceritakan tentang situasi selama pandemi, yang mana bisa membawa seseorang untuk merefleksikan atas apa yang dilihatnya itu. Dia mencontohkan, di awal pandemi Covid-19 dia sempat mencari dokumentasi peristiwa Flu Spanyol yang sempat merebak di Indonesia, yang mana memakan korban jiwa hingga 1-1,5 juta jiwa. Hanya saja dokumentasi itu sangat minim, baik dalam bentuk foto maupun narasi.
"Jadi, orang hanya (tahu dan) menceritakan ada wabah dan orang sakit lalu meningal sakit meninggal, tapi sekarang kita akan ketemu di mana dokumentasi digital luar biasa, generasi masa depan akan punya data akurat, siapa dites PCR, kapan meninggal kapan, dan dimakamkan di mana, itu semuanya akan ada. Nah ini (buku Potret Jakarta 2020) menjadi dokumen pelengkap luar biasa," ucapnya.
Namun, tambahnya, suatu gambar atau foto bisa menjadi refleksi atas peristiwa yang tengah terjadi di masa itu, dalam hal ini pandemi manakala si Content Creator jeli dalam membingkai suatu gambar tersebut. Contohnya saja, gambar Wisma Atlet, yang mana saat Asian Games gambar tentang gedung Wisma Atlet tak menimbulkan suatu kenangan atau berita yang hebat atau bahkan sejarah. Tapi saat pandemi gambar gedung tersebut menjadi suatu dokumentasi sejarah.
Editor: Rizal Bomantama