Cerita Banjir Jakarta Zaman Kolonial, Ibu Kota Sempat akan Pindah ke Bandung
Melansir dari situs Indonesia Baik milik Kementerian Kominfo, Sabtu (6/7/2024), Belanda membentuk Department van Burgerlijke Penbare Werken (BOW) tahun 1918 dan kemudian diserahkan kepada Gemeentewerken pada 1933. Pembangunan Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur dilakukan untuk mengatasi banjir, tetapi masalah banjir di Jakarta tetap berlanjut.
Iwan Hernawan dalam jurnalnya berjudul 'Bencana di Batavia dan Pemindahan Pusat Pemerintahan pada Masa Kolonial Belanda', menyebutkan Batavia akan dipindah ke Bandung karena wabah banjir yang juga menyebabkan kolera pada awal abad 20.
Iwan mengutip laporan HF Tillema tentang kota-kota pantai di Pulau Jawa, termasuk Batavia yang udaranya panas dan tidak sehat karena mudah terjangkit penyakit.
Tillema mengusulkan kepada Gubernur Jenderal JP Graaf van Limburg Stirum (1916-1921), agar ibu kota Pemerintahan Hindia Belanda dipindahkan ke Bandung yang udaranya sejuk.
Sejumlah fasilitas militer hingga infrastuktur jalan dan kereta api sudah dibangun untuk mendukung upaya itu.
Pemindahan terakhir dilakukan pada Maret 1942. Namun, Belanda mendapat tekanan oleh Jepang. Upaya pemindahan itu akhirnya gagal karena Belanda terus ditekan Jepang dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq