Ketika Warga Menanti Peluit Rezeki Ditiupkan saat Imlek
Ahdori bersama petugas lain, menyediakan wadah sejenis baskom untuk warga Tionghoa yang hendak menyisihkan sebagian rezekinya. Nantinya, setelah uang dirasa cukup terkumpul, petugas klenteng meniupkan peluit agar warga merapihkan barisan kembali.
"Ya biar kan kalau dibagi sendiri angpau-nya sama donatur kaya gitu nanti langsung pada ngerubung. Jadi enggak rapi," katanya.
Ahdori memaparkan, selama ini tak pernah terjadi kericuhan atau saling dorong mendorong hingga adu jotos saat pembagian angpau. "Ya kalau pembagiannya enggak tertata ya begitu. Tapi ini kan kita tertata jadi enggak (ricuh)," ujarnya.
Dia mengaku, pembagian angpau tidak terjadwal. Artinya, pembagian tergantung donatur yang menyisihkan sebagian rezekinya. Uang yang diberikan donatur pun jumlahnya bervariasi.
"Kadang Rp2.000, bisa juga Rp5.000. Kalau ada donatur yang mau bagi sendiri juga boleh. Biasanya kita cuma ngawalin saja. Biar enggak ricuh," kata Ahdori.
Editor: Djibril Muhammad